Boomnews.id

Situs Berita Terkini

Mampukah RI Pasok Senjata ke Negara yang Berperang? Ini Kata Bos Holding BUMN

Ilustrasi [Foto: Istimewa]

Jakarta – Indonesia merupakan satu dari banyak negara yang memiliki industri pertahanan yakni melalui holding BUMN industri pertahanan PT Len Industri (Persero) atau Defend ID. Lantas, bolehkah Indonesia mengekspor senjata ke negara yang sedang perang?

Direktur Utama Len Industri Bobby Rasyidin menerangkan, ekspor impor senjata diatur Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan diawasi secara ketat.

“Itu kan diatur Permenhan. Jadi yang namanya impor dan ekspor alutsista itu diawasi ketat sekali. Ini kan menyangkut manusia, menyangkut HAM, dan kawan-kawannya. Jadi kalau kita melakukan ekspor, itu benar-benar di-screen. Jadi di-screen itu negara importirnya siapa,” katanya di Kementerian BUMN Jakarta.

Baca Juga : Pupuk Kaltim Siap Mendirikan Pabrik Pupuk di Fakfak Papua

Dia juga mengatakan, untuk ekspor senjata juga harus mendapat persetujuan dari Kemenhan. Jika Kemenhan tidak memberikan izin, maka ekspor tidak dapat dilakukan.

“Kedua, penggunaannya itu untuk apa, termasuk juga document control dari kita sebagai produsen itu seperti apa. Dan untuk kita mengekspor ini bener-bener harus ada tanda tangan dari Kemenhan untuk mengizinkan. Kalau tidak, kita tidak bisa ekspor,” katanya.

Dia juga mengatakan, ekspor diperbolehkan selama tidak ada larangan dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

“Boleh, selama tidak ada larangan dari Dewan Keamanan PBB. Kalau ada larangan dari Dewan Keamanan PBB, kita tidak boleh melakukan ekspor,” ujarnya.

Baca Juga : Pemprov DKI Pantau Pabrik Kelapa Sawit Jaktim yang Berpotensi Picu Polusi

Holding BUMN industri pertahanan sendiri hingga saat ini belum mendapat pesanan dari negara yang tengah berkonflik. Menurutnya, hal itu terjadi karena holding dan produknya belum dikenal.

“Tentunya, kita kan baru berdiri, Defend ID ini baru berdiri, baru tahun lalu bulan Maret, baru 1,5 tahun sekarang. Sementara defence company di top 50 di top 100 itu sudah tua-tua semua, sudah ratusan tahun umurnya. Jadi pasar belum mengenal kita juga. Belum mengenal produk kita seperti apa, dan ini PR kita untuk menjadi top 50 global. Kita harus meningkatkan pasar ekspor kita,” jelasnya.

(acd/hns)

Editor : Jasver Javier