
Foto: Time
Jakarta – Dukungan untuk Palestina terus ditunjukkan warga dunia dalam berbagai bentuk, salah satunya memajang gambar semangka di media sosial. Apa hubungannya semangka dengan Palestina?
Semangka menjadi simbol Palestina bukanlah hal baru. Namun kemunculannya dalam beberapa pekan terakhir semakin masif dan ramai di berbagai platform media sosial sejak konflik Israel-Hamas pecah di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, dan masih berlangsung hingga kini, menewaskan ribuan orang.
Sejarah semangka Palestina
Semangka Palestina pertama kali muncul setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967, ketika Israel menguasai Tepi Barat dan Gaza, dan mencaplok Yerusalem Timur. Saat itu, pemerintah Israel menjadikan pengibaran bendera Palestina di depan umum sebagai pelanggaran pidana di Gaza dan Tepi Barat.
Baca Juga : Pasutri Tak Sengaja Minum Air Tercampur Mani, Tuntut Pihak Hotel
Untuk menghindari larangan tersebut, warga Palestina mulai menggunakan semangka karena ketika dibelah, buah tersebut memiliki warna nasional bendera Palestina, yaitu merah, hitam, putih, dan hijau.
Pemerintah Israel tidak hanya menindak tegas pengibaran bendera Palestina. Seniman Sliman Mansour mengatakan kepada The National pada tahun 2021 bahwa pejabat Israel pada tahun 1980 menutup pameran di 79 Galeri di Ramallah yang menampilkan karyanya dan karya seniman lainnya.
“Mereka mengatakan kepada kami bahwa mengecat bendera Palestina dilarang, bahkan warnanya juga dilarang. Maka Issam berkata, ‘Bagaimana jika saya membuat bunga berwarna merah, hijau, hitam dan putih?’, dan petugas itu menjawab dengan marah, ‘Akan disita. Bahkan jika Anda mengecat semangka, itu akan disita’,” kata Mansour seperti dikutip dari Time.
Israel mencabut larangan penggunaan bendera Palestina pada tahun 1993, sebagai bagian dari Perjanjian Oslo yang mencakup pengakuan timbal balik antara Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina dan merupakan perjanjian formal pertama yang mencoba menyelesaikan konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Bendera tersebut dianggap mewakili Otoritas Palestina, yang akan mengelola Gaza dan Tepi Barat.
Setelah perjanjian tersebut, New York Times menyetujui semangka sebagai simbol selama pelarangan bendera. “Di Jalur Gaza, di mana para pemuda pernah ditangkap karena membawa irisan semangka yang menunjukkan warna merah, hitam, dan hijau khas bendera Palestina, tentara hanya berdiam diri,” tulis jurnalis Time, John Kifner.
Baca Juga : Bayi Laki-laki Usia 5 Bulan ‘Hamil’ di Sumbar Selesai Operasi, Ini Temuan Dokter
Pada tahun 2007, tepat setelah Intifada Kedua, seniman Khaled Hourani menciptakan Kisah Semangka untuk sebuah buku berjudul Subjective Atlas of Palestine. Pada tahun 2013, ia mengisolasi satu cetakan dan menamakannya The Colours of the Palestinian Flag, dan sejak itu dikenal oleh orang-orang di seluruh dunia.
Penggunaan semangka sebagai simbol muncul kembali pada tahun 2021, menyusul keputusan pengadilan Israel bahwa keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur akan diusir dari rumah mereka untuk dijadikan tempat bagi pemukim.
Simbol semangka hari ini
Pada Januari lalu, Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir memberi polisi wewenang untuk menyita bendera Palestina. Hal ini kemudian diikuti dengan pemungutan suara pada bulan Juni mengenai rancangan undang-undang yang melarang orang mengibarkan bendera di lembaga-lembaga yang didanai negara, termasuk universitas.
Baca Juga : Ingat Gerhana Bulan Sebagian 29 Oktober, Catat Jadwal & Wilayah Mengamatinya!
Di bulan Juni, Zazim, sebuah organisasi komunitas Arab-Israel, meluncurkan kampanye untuk memprotes penangkapan dan penyitaan bendera. Gambar semangka terpampang di 16 taksi yang beroperasi di Tel Aviv, dengan teks bertuliskan, “Ini bukan bendera Palestina.”
“Pesan kami kepada pemerintah jelas: kami akan selalu menemukan cara untuk menghindari larangan yang tidak masuk akal dan kami tidak akan berhenti memperjuangkan kebebasan berekspresi dan demokrasi,” kata direktur Zazim Raluca Ganea.
Amal Saad, warga Palestina dari Haifa yang bekerja untuk kampanye Zazim, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka memiliki pesan yang jelas: “Jika Anda ingin menghentikan kami, kami akan mencari cara lain untuk mengekspresikan diri.”
Editor : Jasver Javier
More Stories
5 Kopitiam Tertua di Indonesia yang Legendaris
5 Minuman Untuk Turunkan Kolesterol Secara Alami, Cocok buat Hidangan Sarapan Pagi!
Agar Daya Ingat Tak Menurun, Kurangi Konsumsi 5 Makanan Ini