
Jakarta – Hamas didirkan atas restu Sheikh Ahmad Yassin sebagai perpanjangan Ikhwanul Muslimin dalam Intifada pertama pada tahun 1987, Hamas menambatkan niat memusnahkan Israel dan mendirikan negara Islam di Palestina.
Hamas merupakan akronim Dari bahasa Arab Harakat al-Muqawwamatul Islamiyyah yang artinya “Gerakan Perlawanan Islam”. Sejak berseteru dengan Fatah pada 2007, kekuasaan kelompok ini terbatas di Jalur Gaza.
Pendiri Hamas, Sheikh Yassin, tewas dibunuh rudal Israel ketika meninggalkan sebuah masjid di Gaza usai menunaikan salat subuh pada tahun 2004. Kematiannya menandakan penggalan dalam sejarah panjang pertempuran antara Hamas dan Israel.
Baca Juga : Mengenal Hamas, Dicap Teroris Oleh Barat Pahlawan Bagi Sebagian Warga Palestina
1987: Intifada Pertama
Gelombang Intifada pertama dikenal dengan nama “perang batu” karena ditandai oleh aksi protes massal warga sipil Palestina melawan pendudukan Israel. Pemicunya adalah tewasnya empat orang warga Gaza dalam tabrakan antara truk militer Israel dengan dua taksi di dekat pintu perbatasan Erez, 8 Desember 1987.
Di tengah eskalasi protes, Hamas awalnya dibentuk sebagai wadah perlawanan damai warga di Jalur Gaza. Paradigma tersebut berubah beberapa bulan kemudian, ketika Hamas menerbitkan sebuah piagam yang menyuarakan jihad bersenjata melawan Israel.
1989: Israel haramkan Hamas
Pada Tahun 1989, Israel resmi mendeklarasikan Hamas sebagai organisasi terlarang. Pada tahun yang sama, Sheikh Ahmad Yassin ditangkap dan divonis penjara seumur hidup. Dia baru dibebaskan pada tahun 1997, sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan yang dimediasi Yordania.
2000: Intifada Kedua
Pada Akhir September 2000, pemimpin oposisi Israel, Ariel Sharon, memercik api saat mengunjungi Bukit Bait Suci yang cepat menjalar menjadi gelombang Intifada Kedua.
Pada hari kedua kunjungan Sharon, massa Palestina mendatangi lokasi untuk berdemonstrasi. Aksi Ofensif kepolisian Israel saat itu menewaskan empat warga dan melukai sekitar dua ratus lainnya. Akibatnya, protes menjalar di Tepi Barat Yordan dan Jalur Gaza.
Menurut Kementerian Luar Negeri Israel, antara 2000 dan 2004 Hamas melancarkan 425 serangan yang menewaskan 377 warga sipil dan tentara Israel, serta menyebabkan 2076 korban luka.
Baca Juga : Bagaimana Awal Mula Konflik Israel Palestina? Simak Ulasan Singkatnya
2005: Israel tinggalkan Gaza
Perdana Menteri Ariel Sharon memerintahkan penarikan mundur pasukan Israel dan pembubaran semua pemukiman Yahudidi Jalur Gaza. Tenggat berakhir pada 12 September yang sekaligus menyudahi pendudukan Israel selama 38 tahun di Jalur Gaza.
2007: Koalisi Hamas-Fatah Retak
Pada pemilihan umum legislatif di Palestina pada 25 Januari 2006, Hamas memenangkan pemungutan suara dengan 44 persen dan diberi mandat membentuk pemerintahan persatuan Palestina.
Awalnya, Hamas yang bersepakat untuk membangun aliansi dengan Partai Fatah dalam Perjanjian Mekkah yang dimediasi Arab Saudi. Namun koalisi itu hanya berumur beberapa bulan seiring pembangkangan Hamas yang mengusir milisi Fatah dan secara sepihak menguasai Jalur Gaza.
2008: Perang Gaza I
Setelah gencatan senjata yang berlangsung singkat, Hamas kembali menyerang Israel dengan roket pada pertengahan tahun 2008. Israel bereaksi dengan melancarkan operasi militer pada 27 Desember yang diawali dengan serangan udara dan dilanjutkan invasi darat di Gaza.
Baca Juga : Tangisan Tiada Henti di Gaza, Israel Terus Bombardir
2012: Perang Gaza II
Pada 14 November 2012, perang kembali meletus dan berlangsung selama delapan hari, setelah Israel melancarkan operasi militer di Jalur Gaza. Menurut Israel, serangan dilakukan sebagai respons terhadap penembakan lebih dari 100 roket oleh Hamas.
Tidak lama berselang, pada tanggal 29 November 2012 Palestina diangkat sebagai negara pemantau “non-anggota” oleh 138 negara dari 193 negara peserta Sidang Umum PBB. Sejak itu, otoritas di Tepi Barat secara resmi menyebut diri sebagai “negara Palestina.”
2014: Perang Gaza III
Menyusul serangan roket bertubi-tubi dari Jalur Gaza, Israel membalas dengan serangan udara yang dimulai pada 8 Juli 2014. Beberapa hari kemudian, Israel melancarkan serangan darat yang berakhir lewat Kesepakatan gencatan senjata pada 26 Agustus.
Baca Juga : Warga Israel Unjuk Rasa Depan Kediaman Netanyahu di Tengah Seruan Mundur dari PM
2021: Perang Gaza IV
Tanggal 10 Mei 2021 menandakan konflik terbuka antara Hamas dan Israel, menyusul ketegangan di Yerusalem Timur. Perang dipicu peristiwa penggusuran rumah warga Palestina di Sheikh Jarrah dan bentrokan antara demonstran dan kepolisian Israel di Bukit Bait Suci dan Masjid al-Aqsa.
Perang baru berakhir pada 21 Mei 2021 dengan gencatan senjata. Di akhir konflik, sebanyak 256 warga Palestina tewas, termasuk 66 anak-anak. Sementara di pihak Israel, sebanyak 13 warga tewas, termasuk dua orang anak-anak.
Editor : Jasver Javier
More Stories
Mediator Terus Berupaya Perpanjangan Lagi Gencatan Senjata di Gaza
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Sebut Netanyahu Pembantai Gaza!
Awan Berlafaz Allah di Gunung Marapi Hebohkan Warga Sumbar