Dua orang anak Palestina yang mengalami malnutrisi dan cerebral palsy di gendong oleh ibunya di tempat pengungsian warga di Gaza, Palestina, Sabtu (25/7/2025). ANTARA FOTO/Xinhua/Rizek Abdeljawad/bar
Ankara – Kantor Media Pemerintah di Jalur Gaza pada Sabtu melaporkan bahwa kekurangan susu formula dan suplemen gizi menyebabkan lebih dari 100 ribu anak di Jalur Gaza, Palestina, termasuk 40.000 bayi di bawah satu tahun, menghadapi bahaya kematian.
Kantor tersebut membuat pernyataan yang menggambarkan kondisi di Gaza sebagai “pembantaian perlahan” dan menuduh Israel sengaja membuat warga Gaza kelaparan melalui blokade dan penutupan seluruh perlintasan perbatasan.
Kantor itu menyatakan bahwa karena kekurangan susu formula, ibu harus memberi bayi mereka air putih selama berhari-hari. Sementara itu, kasus kekurangan gizi akut dan yang mengancam jiwa meningkat setiap hari di rumah sakit dan pusat kesehatan.
Di tengah sistem medis yang hampir runtuh dan kekurangan pasokan makanan pokok yang parah, otoritas kesehatan Gaza melaporkan 122 kematian akibat kelaparan dan kekurangan gizi, termasuk 83 anak-anak.
Kantor Media Pemerintah di Gaza itu menyebut krisis tersebut sebagai “peringatan mengejutkan yang dikeluarkan atas nama kemanusiaan dan kesadaran global”.
Karenanya, kantor itu menuntut pengiriman segera susu formula bayi dan suplemen gizi, dibukanya kembali semua penyeberangan tanpa syarat, pencabutan “pengepungan kriminal” Israel, dan intervensi internasional yang mendesak untuk menghentikan “kampanye pemusnahan yang disengaja terhadap anak-anak”.
Kantor pemerintah Gaza juga meminta Israel dan sekutu internasionalnya bertanggung jawab atas kejahatan kemanusiaan yang sebenarnya, seraya memperingatkan bahwa penjajahan global ini merupakan “keterlibatan nyata dalam genosida anak-anak Gaza.”
Sumber: Anadolu