Saham Perusahaan Penambang Kripto Anjlok Imbas Tarif Impor Chip Hingga 100% - Boomnews.id

Saham Perusahaan Penambang Kripto Anjlok Imbas Tarif Impor Chip Hingga 100%

Image 43

Aset kripto Bitcoin, Altcoin, hingga Meme Coin. (Ilustrasi By AI)

Jakarta – Jakarta—Setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana untuk menerapkan tarif hingga 100 persen atas impor chip dan semikonduktor ke Amerika Serikat pada Selasa, 6 Agustus 2025, saham perusahaan penambang kripto turun. Perusahaan yang memproduksi chip di dalam negeri tidak termasuk dalam kebijakan ini.

Langkah tersebut menimbulkan kekhawatiran di pasar, terutama di kalangan perusahaan penambang aset kripto yang sangat bergantung pada perangkat keras berbasis semikonduktor berdaya tinggi. Perusahaan ini khawatir bahwa margin operasional mereka dapat secara signifikan ditekan oleh kenaikan biaya impor chip.

Presiden Donald Trump menetapkan tarif 100 persen terhadap seluruh impor chip dan semikonduktor—kecuali untuk perusahaan yang telah berkomitmen untuk memproduksi di dalam negeri—dalam pernyataannya di Ruang Oval.

Tarif 100 persen atas chip impor yang diumumkan Trump memengaruhi industri penambangan Bitcoin. Industri ini bergantung pada perangkat keras canggih untuk memverifikasi dan mengamankan transaksi pada jaringan blockchain, yang membentuk infrastruktur industri kripto. Dengan meningkatnya biaya impor chip, beban kerja penambang diperkirakan akan meningkat tajam.

Negara-negara Asia seperti China, Indonesia, Malaysia, dan Thailand terus menjadi produsen rig penambangan utama, meskipun AS masih mendominasi penambangan kripto.

Bahkan penambang di Amerika Serikat bergantung pada peralatan impor. Pengumuman tarif 100% berdampak langsung pada saham hampir seluruh perusahaan penambangan kripto.

Saham Perusahaan Penambang Bitcoin Melemah

Sejumlah saham perusahaan penambang Bitcoin terpantau melemah usai pengumuman tarif 100 persen atas impor chip oleh Presiden Trump.

  • MARA Holdings (Nasdaq: MARA), berbasis di Florida, turun 0,13% ke USD 15,87 (sekitar Rp258 ribu dengan estimasi kurs Rp16.400/USD)).
  • Riot Platforms (Nasdaq: RIOT), dari Colorado, turun 0,69% ke USD 11,58 (sekitar Rp188 ribu).
  • Bitdeer Technologies (Nasdaq: BTDR), asal Singapura, melemah 0,62% ke USD 12,89 (sekitar Rp210 ribu).
  • CleanSpark Inc. (Nasdaq: CLSK), asal Nevada, turun 0,18% ke USD 10,98 (sekitar Rp179 ribu).
  • HIVE Digital Technologies (Nasdaq: HIVE), turun 0,94% ke USD 2,10 (sekitar Rp34 ribu).
  • Hut 8 (Nasdaq: HUT), melemah 0,19% ke USD 20,65 (sekitar Rp336 ribu).

Sementara itu, total kapitalisasi pasar kripto global tercatat sebesar USD 3,76 triliun atau sekitar Rp 61,2 kuadriliun saat ini.

Produksi Surplus, Pakistan Tawarkan Listrik Murah Buat Penambang Bitcoin

Pemerintah Pakistan sebelumnya sedang mempertimbangkan tarif listrik murah untuk penambangan Bitcoin. akibatnya, negara tersebut menghasilkan lebih banyak daya listrik daripada yang dibutuhkan.

Pemerintah Pakistan berencana menawarkan tarif listrik khusus yang kompetitif bagi penambang kripto dan perusahaan blockchain tanpa subsidi tambahan sebagai tanggapan atas keuntungan tersebut.

Saat ini, Divisi Tenaga Listrik Pakistan sedang menyusun kebijakan yang akan memudahkan penggunaan daya listrik yang tidak terpakai.

“Alih-alih membiarkan listrik terbuang sia-sia, kami ingin memanfaatkannya secara ekonomi dengan mengizinkan para penambang Bitcoin menggunakan daya tersebut dengan tarif yang menguntungkan,” ujar seorang pejabat pemerintah yang terlibat dalam perumusan kebijakan ini, dikutip dari Coinmarketcap, Senin (24/3/2025).

Menteri Tenaga Listrik Pakistan, Awais Leghari, baru-baru ini mengadakan pertemuan dengan CEO Pakistan Crypto Council (PCC), Bilal Bin Saqib, untuk membahas inisiatif inj. Keduanya berbicara tentang berbagai cara untuk menarik perusahaan penambangan mata uang kripto ke negara tersebut.

Biaya listrik dalam industri penambangan Bitcoin dapat mencapai 70% dari pendapatan total industri. Oleh karena itu, jika pemerintah Pakistan dapat menawarkan tarif yang lebih rendah dibandingkan negara lain, Pakistan mungkin menjadi tujuan yang menarik bagi penambang kripto di seluruh dunia.

Kejelasan Regulasi

Senada, Menteri Keuangan Pakistan, Muhammad Aurangzeb, juga telah mengadakan diskusi dengan otoritas keuangan dan para pakar industri mengenai landasan aturannya.

Dia menilai perlunya regulasi yang jelas, sistem perizinan yang baik, serta perlindungan bagi konsumen.

“Untuk menarik investasi di sektor ini, kita memerlukan regulasi yang transparan dan infrastruktur yang solid,” ujar Aurangzeb.

Tren Global Penambangan Bitcoin

Di tengah berbagai tindakan yang diambil oleh berbagai negara, Pakistan memutuskan untuk menyelidiki industri penambangan Bitcoin.

China, misalnya, melarang penambangan Bitcoin karena konsumsi energi yang tinggi, meskipun sebelumnya merupakan pusat penambangan Bitcoin terbesar.

Kazakhstan juga menerima penambang pada awalnya, tetapi kemudian menerapkan pajak tinggi dan regulasi yang lebih ketat.

Langkah ini memiliki potensi besar bagi Pakistan. Negara ini mencatat surplus giro sebesar USD 582 juta pada Desember 2024, hampir dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Pakistan melihat penambangan Bitcoin sebagai cara untuk meningkatkan ekonomi mereka karena mereka memiliki banyak listrik.

Namun, untuk berkompetisi di industri ini, Pakistan harus memiliki pasokan listrik yang stabil, regulasi yang mendukung, dan infrastruktur yang cukup. Energi yang dulunya terbuang dapat diubah menjadi aset ekonomi yang sangat berharga bagi negara jika digunakan dengan benar.

Sumber Liputan6

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *