Seorang peserta Forum Internasional Humanitarian Islam memotret kubah dalam masjid saat berkunjung di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (4/11/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
Jakarta – Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan sebelum bulan suci Ramadan. Tidak hanya Anda dapat beribadah dan mendekatkan diri dengan Allah SWT, tetapi Anda juga dapat melakukan perjalanan religius dengan mengunjungi tempat-tempat yang memiliki hubungan dengan sejarah Islam.
Wisata religi dapat dilakukan di Jakarta; Anda tidak perlu pergi jauh ke luar kota. Mulai dari masjid-masjid yang menunjukkan bukti kemerdekaan Indonesia hingga masjid-masjid yang memiliki arsitektur khusus. Ini adalah tujuh lokasi wisata religius di Jakarta.
1. Masjid Istiqlal
Istiqlal adalah masjid terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Itu terletak di bekas Taman Wilhelmina, di timur laut Lapangan Medan Merdeka. Masjid Istiqlal didirikan pada 24 Agustus 1961 oleh KH. Wahid Hasyim dan Anwar Tjokroaminoto.
Masjid Istiqlal, yang dibangun oleh Frederich Silaban, menggabungkan gaya arsitektur Indonesia, Eropa, dan Timur Tengah. Lapisannya terbuat dari marmer. Masjid ini selalu penuh setiap tahun untuk salat Idul Fitri karena kapasitasnya untuk kurang lebih 200 ribu orang.
Dikutip dari laman Dunia Masjid, Masjid Istiqlal merupakan kebanggaan bangsa Indonesia. Sebab, masjid ini menjadi ungkapan dan wujud dari rasa syukur bangsa, serta rakyat Indonesia setelah berhasil merdeka dari penjajahan. Karena itulah masjid ini dinamakan Istiqlal yang artinya Merdeka.
2. Masjid Agung Sunda Kelapa
Salah satu masjid besar di Jakarta, Masjid Agung Sunda Kelapa menunjukkan perjalanan panjang pembangunan.
Masjid ini dibangun pada tahun 1966 oleh swadaya masyarakat Menteng dan didukung oleh Gubernur Ali Sadikin, pemimpin daerah DKI Jakarta saat itu. Masjid diresmikan pada tahun 1971.
Diharapkan bahwa pembangunan masjid ini akan menjadi tempat warga sekitar melakukan ibadah salat dan mengikuti kuliah yang diadakan di dalamnya.
Selain itu, Masjid Agung Sunda Kelapa terkenal karena arsitekturnya yang unik—tidak ada berkubah dan atap berbentuk perahu—dan desain interior dan luarnya yang indah.
3. Jakarta Islamic Center
Jakarta Islamic Center merupakan tempat yang enggak hanya mengajak kamu untuk berwisata religi, tetapi juga wisata edukasi untuk menambah pengetahuanmu tentang sejarah Islam.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta yang berada di Kramat Tunggak, Jakarta Utara ini merupakan karya dari Ahmad Noe-man, arsitek yang juga mendesain Masjid At-Tin di Taman Mini Indonesia Indah.
Selain beribadah, kamu juga bisa mengikuti berbagai seminar, kajian, dan program pemberdayaan di sana.
4. Masjid Cut Meutia
Berdiri di atas tanah seluas 5.000 meter persegi, Masjid Cut Meutia mampu menampung sekitar 3.000 orang jemaah. Keunikan Masjid Cut Meutia adalah bangunan arsitekturnya yang masih dipertahankan hingga sekarang.
Berdiri sejak masa kolonial, bangunan masjid dihiasi dengan seni kaligrafi Islam. Sebelum menjadi masjid, bangunan ini pernah menjadi gedung pemerintahan Belanda, kantor pos Belanda, kantor jawatan kereta api Belanda, dan kantor angkatan laut Jepang.
Bangunan ini, yang terletak di Jalan Cut Mutiah, Menteng, Jakarta Pusat, digunakan sebagai kantor setelah kemerdekaan untuk berbagai fungsi, termasuk kantor urusan perumahan, kantor agama, dan akhirnya Sekretariat Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS). Masjid ini memiliki sejarah yang panjang, jadi tidak mengherankan jika ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya Jakarta.
5. Masjid Si Pitung
Terakhir, masjid satu ini sangat lekat dengan sosok pahlawan Betawi, Si Pitung. Ya, masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Al-Alam.
Masjid ini tidak dibangun oleh Pitung atau keluarganya; sebaliknya, itu menceritakan kisah masa kecil Pitung.
Masjid Si Pitung terletak di tepi Pantai Marunda, Kelurahan Cilincing, Jakarta Utara, dan dibangun pada tahun 1600-an. Arsitektur masjid ini serupa dengan Masjid Demak di Jawa Tengah, tetapi ukurannya lebih kecil.
Atap Masjid Si Pitung memiliki bentuk joglo dengan empat pilar bulat yang menyerupai kaki bidak catur. Masjid Si Pitung telah ditetapkan sebagai cagar budaya sejak tahun 1975.
Sumber Kumparan