Arumi Dukung Pemerintah Larang Susu Formula yang Dapat Menghambat Pemberian ASI

5
(1)

Arumi Bachsin (kiri) di sela-sela Roadshow Menyusui Mom Uung Goes to Surabaya, Minggu (4/8/2024). (ANTARA/Willi Irawan)

Jakarta – Arumi Bachsin, mantan Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jawa Timur, mendukung keputusan Presiden Joko Widodo untuk melarang distributor susu formula bayi melakukan tindakan yang dapat menghambat pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif.

Di Roadshow Menyusui Mom Uung Goes to Surabaya, Minggu, Arumira menyatakan bahwa larangan susu formula oleh Presiden Jokowi (Joko Widodo) atau Pemerintah Pusat adalah sesuatu yang patut diapresiasi.

“Jadi susu formula sebetulnya masih dibutuhkan untuk anak-anak yang punya indikasi medis tertentu atau juga ibu-ibu yang punya indikasi medis tertentu. Tapi tidak boleh disalahgunakan sebagai pengganti ASI,” kata pegiat ASI tersebut.  

Posyandu di Jawa Timur, kata dia, mempunyai program pemberian sertifikat untuk lulus ASI eksklusif untuk ibunya.

“Harapannya ini sebagai salah satu indikator kita untuk mengontrol para Ibu supaya bisa konsisten memberikan ASI eksklusif penyemangat untuk meneruskan sampai 2 tahun, sebagai apresiasi,” katanya.

Dia menambahkan bahwa setiap undang-undang dibuat dengan pertimbangan yang matang, meskipun dia mengakui bahwa undang-undang itu tidak akan memenangkan hati semua orang.

Dia mengatakan, “Jadi setiap undang-undang pasti akan berpihak kepada suara mayoritas. Jadi sudah terbukti kalau undang-undang itu lahir berarti suara mayoritas itu setuju dengan undang-undang tersebut.”

Arumi juga mengatakan bahwa pemberian ASI eksklusif selama dua tahun dapat mencegah anak stunting.

Faktor kesehatan dan ekonomi masyarakat memengaruhi pemberian ASI.

“Jadi bagi keluarga yang mempunyai anak itu biasanya kalau memakai susu formula, harga susu formula itu kan biasanya lebih mahal. Jadi secara ekonomi juga pasti memberatkan tapi gizi yang diberikan itu tidak sebaik yang ada di ASI. Tetapi pada faktanya di lapangan, pemberian ASI di kita itu masih ngos-ngosan, hanya 60 persen. Itu juga udah angka yang bagus itu yang pertama,” ucapnya.

Kedua, mendapatkan ASI secara eksklusif dapat membantu rahim menjadi lebih baik dan hormon ibu menjadi lebih baik.

Bahkan ada hubungan jangka panjang antara ketidakmenyusuian setelah melahirkan dan risiko kanker payudara.

“Jadi kelebihan memberikan ASI ini sangat penting, tapi pada faktanya sangat sulit jika tidak ada support sistemnya,” katanya.

Sumber Antaranews

How useful was this post?

Dayu Allifa

Recent Posts

Hamdan ATT Meninggal Dunia Usai Berjuang dari Penyakit Stroke dan Ginjal

Hamdan ATT beberapa waktu lalu. Foto: Mauludi Rismoyo Jakarta - Kabar duka datang dari Penyanyi… Read More

3 hours ago

Seorang Bocah Terjatuh dari Atas Bus yang Melintas di Tol JORR

Ilustrasi kecelakaan (Foto: detikcom/Thinkstock/assistantua) Jakarta - Seorang bocah terjatuh dari atas bus yang melintasi Jalan… Read More

4 hours ago

Majalah LeMan Turki Muat Kartun Satire Nabi Muhammad SAW

Demonstran yang melakukan unjuk rasa di Turki terkait kartun Nabi Muhammad SAW. Foto: Ozan KOSE/AFP… Read More

5 hours ago

Piala Dunia Antarklub 2025: Inter Milan Vs Fluminense 0-2, Nerazzurri Tersingkir

Foto: Marcio Machado/Eurasia Sport Images/Getty Images Charlotte - Inter Milan vs Fluminense tuntas 0-2 di… Read More

9 hours ago

Hari Bhayangkara, Warga yang Lahir Bulan Juli Gratis Perpanjang SIM di Polres Bogor

Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di Polres Bogor. Perpanjangan SIM gratis bagi yang lahir bulan Juli.… Read More

9 hours ago

Hari Bhayangkara ke-79, Warga Antusias Padati Kawasan IRTI Monas

Hari Bhayangkara ke-79, Warga Antusias Penuhi Kawasan IRTI Monas (Foto: Brigitta Belia/detikcom) Jakarta - Di… Read More

10 hours ago