Truk bantuan kemanusiaan terlihat di sisi penyeberangan Rafah di Mesir pada 7 Agustus 2024. ANTARA/Xinhua/Ali Moustafa.
Rafah – Seorang sopir Mesir berusia 50 tahun, Mohammed Abdel-Fattah, menunggu dengan cemas untuk membawa truknya, yang mengangkut bantuan medis dan kemanusiaan, masuk ke Jalur Gaza melalui perlintasan Rafah yang ditutup sejak Israel menduduki sisi Palestina perlintasan itu pada awal Mei lalu. musim panas.
Sambil duduk di samping truknya di dekat sisi Mesir perlintasan Rafah, sopir truk Abdel-Fattah (50) dari Kairo mengatakan kepada Xinhua bahwa dia tiba sepekan setelah perlintasan ini ditutup.
Militer Israel mengumumkan pada 7 Mei bahwa mereka akan mengontrol operasional perlintasan itu di sisi Palestina. Perlintasan ini berfungsi sebagai jalan utama untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan dan bantuan ke daerah kantong tersebut.
“Kami tidur di dalam truk dan menderita karena suhu musim panas yang tinggi, tetapi kami masih berharap bisa menyeberang ke Gaza untuk mengantarkan bantuan kepada warga,” ujar Abdel-Fattah.
Truk Abdel-Fattah sebagian besar mengangkut pasokan medis dan tenda, tetapi banyak rekan-rekannya yang mengangkut makanan rusak karena panas.
“Hati saya hancur saat makanan membusuk di sini, sementara ribuan warga Palestina kelaparan di balik tembok-tembok ini,” katanya. “Banyak makanan yang diangkut truk membusuk karena terpapar panas dan sinar matahari.”
Menurut Khaled Zayed, kepala Bulan Sabit Merah Cabang Mesir di Sinai Utara, penutupan perlintasan Rafah yang sedang berlangsung menyebabkan kerusakan yang signifikan pada bantuan yang menumpuk di sisi Mesir karena suhu yang tinggi.
“Ratusan truk yang memuat makanan, obat-obatan, dan pasokan kemanusiaan telah menunggu di sisi Mesir perlintasan ini selama lebih dari dua bulan,” keluh Zayed. “Sejumlah besar bantuan makanan juga kadaluarsa setelah menunggu di sisi Mesir selama berbulan-bulan.”
Zayed mengatakan bahwa lebih dari 500 truk saat ini menunggu di sisi Mesir perlintasan Rafah, dan banyak bantuan disimpan di gudang di dekat Kota Arish, Mesir.
Zayed mengatakan kepada Xinhua bahwa warga Palestina yang terdampar di Mesir termasuk pasien dan warga Palestina yang terluka yang sedang menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Provinsi Sinai Utara, Mesir. Bulan Sabit Merah Mesir baru-baru ini mulai mendistribusikan bantuan dalam jumlah besar kepada mereka.
“Sebelum penutupan perlintasan Rafah, situasi kemanusiaan di Jalur Gaza sangat buruk, karena hanya sekitar 200 truk yang dapat menyeberang masuk ke Gaza dalam satu hari,” ungkap Shawwa kepada Xinhua, seraya menambahkan bahwa Israel memberlakukan lebih banyak pembatasan terhadap masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza.
“Kelaparan, kehausan, wabah, dan penyakit merebak dengan cepat, terutama di kalangan anak-anak dan perempuan sejak penutupan perlintasan Rafah,” keluhnya.
Copyright © ANTARA 2024
Hamdan ATT beberapa waktu lalu. Foto: Mauludi Rismoyo Jakarta - Kabar duka datang dari Penyanyi… Read More
Ilustrasi kecelakaan (Foto: detikcom/Thinkstock/assistantua) Jakarta - Seorang bocah terjatuh dari atas bus yang melintasi Jalan… Read More
Demonstran yang melakukan unjuk rasa di Turki terkait kartun Nabi Muhammad SAW. Foto: Ozan KOSE/AFP… Read More
Foto: Marcio Machado/Eurasia Sport Images/Getty Images Charlotte - Inter Milan vs Fluminense tuntas 0-2 di… Read More
Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di Polres Bogor. Perpanjangan SIM gratis bagi yang lahir bulan Juli.… Read More
Hari Bhayangkara ke-79, Warga Antusias Penuhi Kawasan IRTI Monas (Foto: Brigitta Belia/detikcom) Jakarta - Di… Read More