Kepala BGN Dadan Hindayana menjawab pertanyaan wartawan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (25/1/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
Jakarta – Selain itu, BGN mengalami pemangkasan anggaran sebesar Rp 200,2 miliar, yang merupakan 0,28 persen dari anggaran awal sebesar Rp 71 triliun.
Menurut Dadan Hindayana, kepala BGN, Presiden Prabowo Subianto telah meminta semua kementerian dan lembaga untuk mengoptimalkan anggaran mereka.
“Dan BGN pun termasuk salah satu yang kena efisiensi, meskipun besarannya kurang lebih 0,2845 persen. Jadi berkurang Rp 200.200.000.000, angkanya bagus ya,” kata Dadan di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (12/2).
Namun, Dadan menjamin bahwa dana untuk program utama Prabowo, Makan Bergizi Gratis, tidak akan terganggu. Ini disebabkan oleh fakta bahwa dana yang tersisa dari anggaran BGN digunakan untuk membeli tanah untuk membangun Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
“Anggaran pegawai kan tidak ada yang kena pangkas, program makan bergizi juga tidak kena, yang kena hanya pengadaan lahan yang memang bisa menggunakan lahan-lahan Pemda, lahan instansi lain, bisa pinjam pakai,” jelas Dadan.
Untuk melayani 82,9 juta penerima manfaat Makan Bergizi Gratis hingga akhir 2025, BGN membutuhkan 30 ribu SPPG.
“Kita butuh 30.000 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi, yang sekarang kan baru ada 246. Nanti akan meningkat ke 700 (dalam waktu dekat),” jelas Dadan.
Bangunan SPPG akan dibangun di atas tanah yang dibeli BGN, tetapi akan dipinjam pakai setelah efisiensi anggaran.
“Ketika kunjungan Pak Presiden ke kantor BGN, kemudian beliau menyampaikan kalau bisa pinjam pakai, pinjam pakai saja. Jadi ada ke anggaran yang bisa di efisienkan terkait dengan pengadaan lahan,” terangnya.
BGN adalah lembaga negara non-kementerian yang didirikan dengan tujuan meningkatkan pemenuhan gizi nasional. Penyelenggaraan Makan Bergizi Gratis adalah salah satu fokus tugasnya.
Sumber Kumparan
