BNPT: Radikalisme Mengarah ke Segala Usia, Termasuk Anak hingga Perempuan

0
(0)

Sosialisasi tentang penanggulangan paham terorisme hasil kolaborasi Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di Kediri, Jawa Timur, ANTARA/ HO-panitia acara

Jakarta – Menurut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), radikalisme menyasar siapa saja di segala usia, termasuk anak-anak, remaja, dan perempuan.

Weti Deswiyati, Subdit Kerjasama Multilateral Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), mengatakan bahwa radikalisme menyebar ke semua orang, terutama anak-anak. Untuk itu, anak-anak harus dilindungi dari ancaman terorisme, intoleransi, dan radikalisme. Keluarga harus diperkuat untuk mengetahui kapan mereka terpapar radikalisme.

“Keluarga adalah orang-orang terdekat yang sangat berpotensi melakukan deteksi dini untuk mencegah ekstremisme berbasis kekerasan berlanjut. Semua itu sebagai ikhtiar dalam memperkuat ketahanan keluarga termasuk bagi keluarga yang anggota keluarganya terindikasi terpapar ajaran ekstremis berbasis kekerasan,” katanya dalam rilis yang diterima, Jumat.

Dalam kampanye anti-radikalisme ke Blitar dan Kediri, ia juga memberi pemahaman tentang terorisme yang dapat dimulai dari lingkup paling kecil yakni keluarga. Hal itu menjadi perhatian sebab madrasah pertama dalam keluarga yang membentuk anak-anak menuju dunia luar adalah keluarga.

Pentingnya peran orang tua, wali murid, menjadi hal yang krusial, tentang menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada anak dan menjadi benteng utama dalam menangkal paham radikal terorisme.

Sangat penting bagi seorang ibu atau perempuan untuk memberikan edukasi dan literasi kepada keluarga, terutama anak-anak, sehingga mereka dapat terhindar dari paham kekerasan dan terorisme.

Diharapkan kempanye ini membuat kita sadar bahwa terorisme adalah paham yang menghalangi kemajuan ibu pertiwi dan dapat dicegah dengan menggunakan metode keluarga.

Mereka berharap kegiatan ini akan mengajarkan anak-anak tentang pentingnya mempertahankan persatuan dan kesatuan, toleransi, dan menghindari radikalisme. Ini dapat dicapai melalui diskusi yang aktif atau komunikasi yang aktif dengan anak-anak dan memasukkan mereka ke dalam kelompok yang lebih bermanfaat.

Dalam acara yang diadakan di Kediri, Prof Dr. Hesti Armiwulan SH MHum, Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jatim, mengingatkan bahwa kurangnya literasi digital berdampak negatif terhadap kehidupan masyarakat. Melalui media digital, gagasan dan pemahaman radikal yang mungkin dan bahkan mungkin ekstrem.

Dia berpendapat bahwa jika fenomena sosial ini tidak ditangani, mereka pasti akan berdampak pada masyarakat. Menurut penelitian terbaru, anak-anak, remaja, dan perempuan memiliki risiko radikalisme yang lebih tinggi.

“Anak-anak kita usia SD kelak akan menjadi pemimpin di masa Indonesia emas, 2045. Mereka inilah yang harus menjadi perhatian penting kita sekarang. Karena tongkat estafet berada di tangan mereka,” kata Hesti, yang juga mantan Komisioner Komisi Nasional (Komnas) HAM RI.

(Sumber Antaranews)

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *