Pers rilis kasus ilegal akses dan jual data milik BKN di Mabes Polri pada Selasa (24/9/2024). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Jakarta – Seorang guru SD asal Banyuwangi baru-baru ini menjadi sorotan setelah terlibat dalam pembobolan situs Badan Kepegawaian Negara (BKN). Meskipun memiliki reputasi sebagai pribadi yang pintar dan pendiam, tindakan tersebut mengejutkan banyak orang di sekitarnya.
BAG, peretas situs Badan Kepegawaian Negara (BKN) berasal Dusun Mulyorejo, Desa Wringinrejo, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi.
Agus Salim, kepala dusun setempat, menyatakan bahwa BAG adalah anggota masyarakat yang baik dan tidak pernah menimbulkan masalah.
,“Dia memang diketahui pintar IT (informasi teknologi), bahasa Inggrisnya juga pintar,” terang Agus pada Kamis, (26/9).
Meski begitu, BAG yang masih berusia 25 tahun itu juga tak mencolok karena sibuk bekerja sehingga tak cukup aktif bersosialisasi dengan tetangga, apalagi mengikuti organisasi kepemudaan di wilayahnya.
“Anaknya pendiam, jarang nongkrong sama teman-teman pemuda,” ujarnya.
BAG adalah anak angkat dari seorang kepala sekolah yang sekarang bertugas sebagai kepala koperasi di kecamatan tempat tinggalnya.
Ia tinggal bersama istrinya, E, di rumah berwarna jingga yang diberikan ayah angkatnya. Rumah itu bersebelahan, dengan atap yang berbeda, tetapi masih satu halaman.
Agus mengatakan bahwa dia juga hadir di tempat kejadian saat BAG ditangkap oleh Bareskrim Polri. Dia mengatakan bahwa E sangat terkejut sehingga pingsan berkali-kali karena dia tidak menyangka suaminya akan dicokok polisi.
“Istrinya pingsan berkali-kali. Dia syok suaminya ditangkap,” kata Agus pada Kamis, (26/9).
“Saat proses penggeledahan di rumahnya (tersangka) itu, petugas membawa tas, laptop, uang, dan hp. Dua hp yang dibawa. Satu milik BAG dan satunya milik istrinya,” urai Agus.
Pembobolan situs BKN ini menimbulkan pertanyaan tentang motivasi di balik tindakan tersebut dan bagaimana seseorang dengan latar belakang pendidikan bisa terlibat dalam aktivitas ilegal.
Sumber Kumparan
