Seorang petugas penyelamat mencari korban selamat di lokasi serangan udara Israel yang menargetkan kota Nabatiyeh di Lebanon selatan, Sabtu (12/10/2024). Foto: ABBAS FAKIH/AFP
Jakarta – Dalam upaya untuk mengakhiri konflik yang berkepanjangan dengan Lebanon, Israel memberikan dokumen berisi solusi diplomatik perang Lebanon kepada Amerika Serikat (AS), pekan lalu. Laporan itu disampaikan media Axios, Minggu (20/10), mengutip sumber dekat di AS dan Israel.
Dokumen tersebut menyatakan bahwa jika Militer Israel (IDF) diizinkan untuk terlibat dalam penegakan hukum di negara tetangganya, perang di Lebanon akan berakhir. Israel mengatakan permintaan itu adalah agar infrastruktur militer tidak ada lagi di perbatasan dan agar Hizbullah tidak kembali membawa senjata.
Israel juga meminta agar angkatan udaranya dapat memasuki wilayah udara Lebanon, dikutip dari Reuters.
Syarat itu akan ditolak oleh Lebanon dan komunitas internasional, menurut pejabat AS kepada Axios.
Dokumen Israel belum ditanggapi oleh Kemlu AS dan Gedung Putih.
Dokumen tersebut mengungkapkan bahwa Amos Hochstein, utusan khusus Gedung Putih, akan mengunjungi Beirut pekan ini. Dia akan berbicara tentang cara diplomatik untuk menyelesaikan konflik antara Hizbullah dan Israel.
Sejak 2023 lalu, Israel dan Hizbullah terlibat dalam pertempuran. Namun, konflik menjadi lebih buruk pada September lalu ketika Israel mengirimkan pasukan udara dan kemudian melakukan serangan darat ke wilayah Hizbullah di Lebanon via darat.
Setahun terakhir ribuan warga Lebanon kehilangan nyawa akibat serangan Israel tersebut.
Masyarakat internasional kini berharap agar proses ini dapat berjalan lancar dan menghasilkan perdamaian yang diinginkan, sehingga stabilitas di kawasan Timur Tengah dapat terwujud.
