Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah (dok. REUTERS/Khalil Hassan/File Photo Purchase Licensing Rights)
Beirut – Kabar duka datang dari Lebanon, di mana jenazah pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, telah ditemukan setelah beberapa hari pencarian. Jenazah pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah telah ditemukan di lokasi serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut, ibu kota Lebanon.
Jenazah Nasrallah ditemukan dalam keadaan utuh setelah serangan Israel yang menewaskannya pada Jumat (27/9) waktu setempat, menurut sumber medis dan keamanan Lebanon.
Kelompok Hizbullah, dalam pernyataan pada Sabtu (28/9), mengonfirmasi kematian Nasrallah yang telah memimpin kelompok itu selama 30 tahun terakhir. Disebutkan Hizbullah bahwa Nasrallah terbunuh bersama anggota-anggota Hizbullah lainnya “setelah serangan berbahaya Zionis di pinggiran selatan Beirut”.
Namun, tidak disebutkan lebih lanjut soal bagaimana tepatnya Nasrallah terbunuh atau kapan pemakamannya akan dilakukan.
Sumber medis dan sumber keamanan Lebanon, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (30/9/2024), mengungkapkan pada Minggu (29/9) waktu setempat. bahwa jenazah Nasrallah telah ditemukan dalam kondisi utuh dan tidak memiliki luka langsung akibat serangan Israel tersebut.
Menurut kedua sumber yang dikutip Reuters tersebut, tampaknya penyebab kematian Nasrallah adalah trauma benda tumpul akibat dampak ledakan yang terjadi saat gempuran Israel menghantam.
Kematian Nasrallah telah menjadi tantangan paling signifikan bagi Hizbullah dalam dua pekan terakhir, karena kelompok itu telah menghadapi sejumlah serangan mematikan terhadap ribuan perangkat komunikasi nirkabel yang digunakan anggotanya.
Militer Israel juga meningkatkan serangan udara, yang dilaporkan mengakibatkan menewaskan sejumlah komandan penting Hizbullah dan serangan ke sebagian besar wilayah Lebanon.
Usai menewaskan Nasrallah, Tel Aviv terus melanjutkan serangannya, dengan pada Minggu (29/9), menargetkan puluhan posisi Hizbullah lainnya di Lebanon. Otoritas setempat melaporkan sedikitnya 105 orang tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon sepanjang Minggu (29/9) waktu setempat.
Lebih dari 1.000 orang tewas dan sekitar 6.000 orang luka-luka akibat serangan Israel di wilayah Lebanon selama dua pekan terakhir, kata Kementerian Kesehatan Lebanon. Jumlah warga sipil yang tewas tidak disebutkan dengan lebih rinci.
Pemerintah Beirut juga menyatakan bahwa sekitar satu juta orang, atau seperlima dari populasi Lebanon, telah mengungsi dari rumah mereka.
Israel telah bersumpah tidak akan berhenti melancarkan serangan sampai bagian utara wilayahnya kembali aman bagi ribuan orang yang sebelumnya harus mengungsi karena serangan roket Hizbullah dari Lebanon.
Sepanjang Minggu (29/9) ada laporan bahwa drone militer Israel mengudara di wilayah udara Beirut, dan suara ledakan keras dari berbagai serangan udara menggema di sekitar ibu kota Lebanon.
Kebanyakan serangan Israel terjadi di bagian selatan Lebanon, di mana sebagian besar operasi Hizbullah yang didukung Iran berlangsung, atau di pinggiran selatan Beirut.
Sumber Detiknews