KDCA: Korsel Bisa Capai Puncak Gelombang Baru COVID-19 pada Akhir Agustus

0
(0)

Arsip – Warga sambil memakai masker berjalan di distrik perbelanjaan di tengah pandemi COVID-19 di Seoul, Korea Selatan, 16 Maret 2022. (ANTARA/Reuters/Heo Ran/as)

Seoul – Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) memperkirakan bahwa pandemi COVID-19 di Korea Selatan akan mencapai puncaknya sekitar akhir Agustus, setelah musim liburan musim panas berakhir.

KDCA melaporkan bahwa dalam beberapa minggu terakhir, Korea Selatan melihat peningkatan tajam dalam jumlah kasus COVID-19 dengan rawat inap. Ini terjadi karena infeksi di 220 institusi medis utama negeri meningkat enam kali lipat dalam satu bulan, mencapai 861 kasus pada minggu pertama bulan Agustus.

“Tren peningkatan ini dapat mencapai puncaknya sekitar akhir Agustus karena kontak antar manusia akan meningkat setelah liburan musim panas dan perubahan tersebut dapat memengaruhi tren infeksi,” kata pejabat KDCA Hong Jeong-il dalam pernyataan, Selasa.

Di musim panas, peningkatan kasus COVID-19 disebabkan oleh kurangnya ventilasi saat menggunakan AC.

KDCA telah memutuskan untuk memperluas tim respons virus dalam upaya untuk menghentikan penyebaran. Ini akan memungkinkan mereka untuk melakukan pemantauan situasi di dalam dan luar negeri, melakukan analisis infeksi, dan mengelola perawatan dan pasokan medis lainnya.

Selain itu, pemerintah Korea Selatan akan membentuk lembaga konsultatif yang terdiri dari para ahli untuk berbicara tentang tren dan strategi pencegahan secara teratur. Rabu adalah hari pertemuan pertama dijadwalkan.

Kami sempat kekurangan alat tes, tetapi sekarang kami memilikinya. Untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, kami akan membeli lebih banyak obat COVID-19,” kata Hong.

Selain itu, pemerintah berencana untuk melanjutkan program vaksinasi pada bulan Oktober, memberikan vaksin gratis kepada kelompok berisiko tinggi.

Penyebaran COVID-19 saat ini terutama disebabkan oleh KP.3, subvarian Omicron yang menyumbang 45,5 persen kasus di Korea Selatan bulan lalu, dan juga menyebabkan pandemi di tempat lain di seluruh dunia selama musim panas.

Karena tingkat kematian dan keparahan sub varian tersebut relatif rendah, KDCA menyatakan bahwa negara tersebut mampu menangani kondisi tersebut dengan sistem medis saat ini, lebih dari sembilan puluh persen pasien mengalami gejala ringan.

Karena mayoritas pasien rawat inap adalah warga lanjut usia dan kelompok berisiko tinggi, pemerintah telah meminta masyarakat untuk mematuhi protokol pencegahan.

Sumber : Yonhap / Antaranews

How useful was this post?

Dayu Allifa

Recent Posts

Hamdan ATT Meninggal Dunia Usai Berjuang dari Penyakit Stroke dan Ginjal

Hamdan ATT beberapa waktu lalu. Foto: Mauludi Rismoyo Jakarta - Kabar duka datang dari Penyanyi… Read More

11 hours ago

Seorang Bocah Terjatuh dari Atas Bus yang Melintas di Tol JORR

Ilustrasi kecelakaan (Foto: detikcom/Thinkstock/assistantua) Jakarta - Seorang bocah terjatuh dari atas bus yang melintasi Jalan… Read More

11 hours ago

Majalah LeMan Turki Muat Kartun Satire Nabi Muhammad SAW

Demonstran yang melakukan unjuk rasa di Turki terkait kartun Nabi Muhammad SAW. Foto: Ozan KOSE/AFP… Read More

13 hours ago

Piala Dunia Antarklub 2025: Inter Milan Vs Fluminense 0-2, Nerazzurri Tersingkir

Foto: Marcio Machado/Eurasia Sport Images/Getty Images Charlotte - Inter Milan vs Fluminense tuntas 0-2 di… Read More

16 hours ago

Hari Bhayangkara, Warga yang Lahir Bulan Juli Gratis Perpanjang SIM di Polres Bogor

Peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di Polres Bogor. Perpanjangan SIM gratis bagi yang lahir bulan Juli.… Read More

17 hours ago

Hari Bhayangkara ke-79, Warga Antusias Padati Kawasan IRTI Monas

Hari Bhayangkara ke-79, Warga Antusias Penuhi Kawasan IRTI Monas (Foto: Brigitta Belia/detikcom) Jakarta - Di… Read More

17 hours ago