Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menjadi pembicara dalam kegiatan Supply Chain & National Capacity (SCM) Summit 2024, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu (14/8/2024). ANTARA/Harianto.
Jakarta – Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), mengungkapkan strategi pemerintah untuk mencapai Indonesia Emas di bidang energi, salah satunya adalah mengoptimalkan produksi minyak dan gas.
“Tiga strategi utama yang dapat diterapkan untuk memastikan keseimbangan keamanan energi, dampak ekonomi, dan keberlanjutan bagi Indonesia,” kata Luhut saat menjadi pembicara dalam kegiatan Supply Chain & National Capacity (SCM) Summit 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Rabu.
Menko Marves menjelaskan tiga strategi: pertama, mengoptimalkan industri gas dan minyak; kedua, meningkatkan pemanfaatan biofuel; dan ketiga, memperkuat rantai pasokan domestik.
Menko Marves mengatakan, “Strategi ini bertujuan agar Indonesia mewujudkan keamanan, dampak ekonomi, dan keberlanjutan dalam sistem energi nasional. Pemerintah telah menerjemahkan strategi ini ke dalam program dan pencapaian nyata.”
Dalam hal optimalisasi sumber daya gas dan minyak, pemerintah saat ini mengatasi sebelas masalah utama yang berkaitan dengan kedua industri ini melalui satuan tugas lintas kementerian untuk meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi tekanan fiskal.
Ia menyatakan bahwa kendala tersebut telah menghambat kemajuan sektor minyak dan gas, mengganggu ketahanan energi, dan meningkatkan beban fiskal Indonesia karena impor minyak yang berlebihan.
“Satgas ini akan menyelesaikan permasalahan di industri hulu migas, mulai dari bagaimana kita bisa mempercepat eksplorasi baru, hingga bagaimana kita bisa mengintensifkan pengembangan dan produksi ladang migas,” katanya.
Selain itu, pemerintah berkonsentrasi pada Carbon Capture and Storage (CCS) untuk mengurangi tingkat emisi karbon di hulu gas dan minyak, serta di sektor lain yang memiliki emisi tinggi.
Menko Marves menyatakan bahwa Indonesia memiliki kapasitas penangkapan karbon terbesar ketiga di kawasan Asia Pasifik, dengan 600 giga ton, hanya di belakang China dan Australia.
Implementasi pada sektor lain yang menghasilkan emisi tinggi untuk mengurangi jejak karbon produk dalam upaya mendapatkan akses berkelanjutan ke pasar yang sensitif terhadap karbon.
Selain itu, pemerintah memiliki tujuan untuk memperluas program biofuel. Mereka berencana untuk menggunakan biofuel di sektor penerbangan dengan Sustainable Aviation Fuel (SAF) dengan tujuan meningkatkan keberlanjutan, ketahanan energi, dan keuntungan ekonomi melalui pembangunan ekosistem di dalam negeri.
Dia menambahkan, “Pemerintah berpegang pada tiga prinsip selama pengembangan ekosistem SAF dalam negeri: ketahanan energi, nilai ekonomi, dan keberlanjutan penerbangan.”
Peta Jalan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan Nasional dan rencana aksi kebijakan, yang diawasi oleh Kemenko Marves dan pemangku kepentingan lainnya, menunjukkan bahwa biofuel akan memasuki bidang penerbangan.
Untuk memastikan bahwa mereka berjalan secara harmonis dan menyentuh seluruh aspek ekosistem SAF, peta jalan dan rencana aksi kebijakan ini telah dibahas secara menyeluruh dengan pemangku kepentingan industri, lintas kementerian, akademisi, asosiasi industri, dan pemangku kepentingan lainnya.
Dia berharap ke depannya pemerintah bekerja sama untuk meningkatkan efektivitas dan dampak strategi ini.
Selain itu, untuk memungkinkan keberlanjutan, penciptaan nilai ekonomi, dan ketahanan energi, kolaborasi antara sektor publik dan swasta harus ditingkatkan. Setelah itu, perlu ada urgensi, komitmen, dan upaya bersama antara seluruh pelaku ekonomi.
Luhut menyatakan bahwa melalui Visi Indonesia Emas 2045, Indonesia berkomitmen untuk menjadi negara maju pada tahun 2045.
Namun, sebagai akibatnya, permintaan energi juga akan meningkat secara eksponensial. Akibatnya, pemerintah Indonesia diminta untuk menerapkan strategi transisi energi yang seimbang.
Luhut menyatakan bahwa Indonesia memiliki sumber daya energi fosil, energi terbarukan, dan biofuel yang melimpah, menjadikannya pemain penting di dunia.
“Indonesia juga kaya akan sumber daya mineral, bahan bakar fosil, biofuel, dan energi terbarukan yang penting. Mulai dari nikel, timah, bauksit, CPO, kelapa, dan masih banyak lainnya, kita diberkahi dengan kekayaan sumber daya,” kata Menko Marves.
Sumber Antaranews