Meninggalkan atau Membatalkan Puasa Ramadhan dengan Sengaja, Ini Hukum dan Sanksinya

Ilustrasi – Petugas menyiapkan bubur pedas untuk warga yang berbuka puasa di Masjid Raya Al-Mashun, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (1/3/2025). ANTARA FOTO/Yudi Manar/YU.

Jakarta – Ramadhan memiliki keistimewaan dibandingkan bulan lainnya. Di bulan ini, setiap amal kebaikan akan mendapat pahala yang lebih besar. Oleh karena itu, orang Muslim diminta untuk memperbanyak ibadah dan menghindari semua bentuk kemaksiatan.

Membatalkan atau meninggalkan puasa di bulan Ramadhan tanpa alasan yang sah adalah perbuatan dosa dan melanggar perintah Allah SWT. Selain berdosa, orang yang melakukannya juga akan menanggung konsekuensi yang merugikan bagi dirinya sendiri.

Orang yang tidak berpuasa di bulan Ramadhan tanpa alasan akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pahala besar. Beberapa ulama berpendapat bahwa orang yang sengaja tidak berpuasa harus membayar kafarat sebagai penebusan dosa.

Hukum meninggalkan atau membatalkan puasa di bulan Ramadhan, serta konsekuensi yang akan diterima oleh siapa saja yang melakukannya, dijelaskan di sini, berdasarkan berbagai sumber.

Karena melanggar perintah Allah SWT, membatalkan atau meninggalkan puasa Ramadhan tanpa alasan yang sah adalah dosa. Namun, jika seseorang tidak berpuasa karena alasan syar’i, seperti sakit, atau kondisi medis tertentu, mereka harus mengganti puasanya di hari lain dengan jumlah yang telah mereka tinggalkan.

Namun, orang yang tidak berpuasa dengan alasan yang jelas berdosa dan wajib mengqadha puasanya. Mereka juga merugi karena tidak memanfaatkan keutamaan bulan Ramadhan yang tidak dapat diganti dengan puasa di waktu lain.

Berkaitan dengan hal ini, Nabi SAW bersabda:

مَنْ أَفْطَرَ يَوْمًا مِنْ رَمَضَانَ فِى غَيْرِ رُخْصَةٍ رَخَّصَهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ لَمْ يَقْضِ عَنْهُ وَإِنْ صَامَ الدَّهْرَ كُلَّهُ

Artinya, “Barangsiapa tidak puasa satu hari di bulan Ramadhan tanpa adanya keringanan yang Allah ‘azza wa jalla berikan kepadanya, maka tidak akan bisa menjadi ganti darinya, sekalipun ia berpuasa selama satu tahun.” (HR Abu Hurairah).

Sanksi bagi orang yang tidak berpuasa dengan sengaja

Melansir NU online, mereka yang dengan sengaja membatalkan puasa di bulan Ramadhan tanpa alasan yang dibenarkan akan menerima ancaman dan siksaan berat di akhirat. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menggambarkan bahwa orang tersebut akan digantung tubuhnya dan mulutnya mengeluarkan darah sebagai balasan atas perbuatannya.

عَنْ أَبي أُمَامَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ يَقُولُ: بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ إِذْ أَتَانِى رَجُلاَنِ فَأَخَذَا بِضَبْعَىَّ، ثُمَّ انْطُلِقَ بِى فَإِذَا أَنَا بِقَوْمٍ مُعَلَّقِينَ بِعَرَاقِيبِهِمْ مُشَقَّقَةٌ أَشْدَاقُهُمْ تَسِيلُ أَشْدَاقُهُمْ دَمًا. قُلْتُ: مَنْ هَؤُلاَءِ؟ قَالَ: هَؤُلاَءِ الَّذِينَ يُفْطِرُونَ قَبْلَ تَحِلَّةِ صَوْمِهِمْ

Artinya, “Dari Abu Umamah berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘Pada saat aku tidur, aku bermimpi didatangi dua orang malaikat membawa pundakku. Kemudian mereka membawaku, saat itu aku mendapati suatu kaum yang bergantungan tubuhnya, dari mulutnya yang pecah keluar darah. Aku bertanya: ‘Siapa mereka?’ Ia menjawab: ‘Mereka adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum diperbolehkan waktunya berbuka puasa’.” (HR An-Nasa’i).

Sumber Antaranews