Menurut Neurosains, Puasa Dapat Meningkatkan Fungsi Otak

0
(0)

Ilustrasi – Otak Manusia. ANTARA/Handout/am.

Jakarta – Banyak orang percaya bahwa berpuasa dapat menyebabkan kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, dan penurunan fungsi otak. Namun, penelitian dalam bidang neurosains menunjukkan sebaliknya. Puasa sangat baik untuk kesehatan otak, meningkatkan fungsi kognitif, ketahanan mental, dan regenerasi sel saraf.

Puasa, menurut Taruna Ikrar, seorang ilmuwan neurosains, bukan hanya menahan rasa lapar dan haus tetapi juga merupakan proses biologis yang dapat meningkatkan daya tahan mental dan kemampuan berpikir. Puasa mempengaruhi tiga mekanisme otak utama: neurosinaptik, neurogenesis, dan neurokompensasi.

1. Neurosinaptik: meningkatkan koneksi antar sel otak​​​​​​

Neurosinaptik berkaitan dengan bagaimana otak membentuk dan memperkuat koneksi antar sel saraf (sinapsis). Selama berpuasa, seseorang cenderung lebih berfokus, melatih kesabaran dan berpikir lebih positif. Jika dilakukan selama satu bulan penuh, puasa dapat membentuk pola pikir yang lebih baik dan meningkatkan kemampuan belajar serta memori.

Misalnya, seseorang yang terbiasa mudah marah dapat mengalami perubahan ke arah lebih sabar dan tenang karena otaknya beradaptasi dengan kondisi baru yang lebih terkendali. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kadar neurotransmiter yang mendukung regulasi emosi dan kognisi.

2. Neurogenesis: regenerasi sel otak yang rusak

Puasa juga memicu neurogenesis, yaitu proses pembentukan sel-sel otak baru yang menggantikan sel-sel lama yang telah rusak atau mati. Saat seseorang berpuasa, terjadi mekanisme yang disebut autofagi, yaitu proses pembersihan sel-sel yang tidak berfungsi agar dapat digantikan dengan sel-sel yang lebih sehat.

Dalam konteks otak, ini berarti puasa membantu meningkatkan regenerasi neuron, yang berdampak pada peningkatan daya ingat, fokus dan kecepatan berpikir. Otak menjadi lebih segar dan responsif terhadap berbagai aktivitas intelektual.

3. Neurokompensasi: melatih otak agar lebih tahan terhadap penuaan

Seiring bertambahnya usia, fungsi otak seseorang akan menurun secara alami. Namun, puasa dapat membantu memperlambat proses ini melalui mekanisme neurokompensasi. Ketika seseorang menjalani puasa secara rutin, otak dilatih untuk beradaptasi dengan kondisi yang lebih menantang, seperti menahan lapar dan mengendalikan emosi.

Dengan demikian, puasa dapat memperkuat plastisitas otak, yaitu kemampuan otak untuk beradaptasi dan menciptakan jalur-jalur saraf baru. Ini sangat bermanfaat untuk mencegah penurunan kognitif terkait usia, seperti demensia dan penyakit Alzheimer.

Puasa memiliki efek biologis yang baik pada otak selain menjadi latihan mental yang bagus. Menahan diri dari keinginan makanan dan minuman selama berjam-jam membantu seseorang menjadi lebih disiplin, fokus, dan lebih memiliki kontrol diri. Pada akhirnya, latihan ini membuat mental seseorang lebih kuat untuk menghadapi berbagai tantangan dalam hidup.

Ketika seseorang memahami hikmah ilmiah dari puasa, ia menjadi ritual tahunan menjadi cara untuk meningkatkan kualitas hidup spiritual dan intelektual. Puasa bukan hanya mendekatkan seseorang kepada Allah SWT, tetapi juga meningkatkan daya tahan mental dalam jangka panjang.

Sumber Antaranews

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *