Minuman Slushie Warna Warni Bisa Picu Sindrom Toksik pada Anak

0
(0)

Ilustrasi, minuman dingin manis. (ANTARA/istimewa))

Jakarta – Para peneliti memperingatkan bahwa minuman slushie warna-warni yang disukai anak-anak dan orang dewasa saat ini menjadi subjek penelitian karena kemungkinan memicu sindrom toksik.

Kehilangan kesadaran dan penurunan kadar gula darah secara tiba-tiba adalah gejala dari sindrom tersebut, terutama pada anak di bawah usia delapan tahun.

Peneliti di University College Dublin mengevaluasi 21 kasus anak-anak yang jatuh sakit parah setelah minum es slush yang mengandung gliserol, menurut Medical Daily Rabu (12/3). Para peneliti menemukan bahwa semua anak-anak tersebut mengalami sindrom keracunan gliserol.

Banyak digunakan sebagai pelarut, pemanis, dan dalam produksi obat,gliserol adalah alkohol alami. Gliserol menurunkan titik beku air dalam slushie dan membantu mempertahankan tekstur semi-cairnya.

Peneliti melihat catatan medis tentang pasien yang dirawat di unit gawat darurat di Inggris dan Irlandia antara tahun 2018 dan 2024 setelah mengonsumsi minuman tersebut. Anak-anak berusia antara dua dan tujuh tahun adalah pasiennya.

Empat pasien memerlukan pemindaian otak dan satu mengalami kejang; sebagian besar kasus menunjukkan tanda-tanda, termasuk kehilangan kesadaran dalam waktu satu jam setelah minum slushie.

Selain itu, mereka menunjukkan gejala seperti hipokalemia (kalium rendah), asidosis laktat (penumpukan laktat yang menyebabkan pH asam), dan hipoglikemia (penurunan gula darah).

Semua pasien pulih setelah perawatan dan disarankan untuk tidak minum slushie.

Peneliti mencatat bahwa meskipun banyak merek slushie menampilkan informasi tentang bahan-bahannya secara online, konsentrasi gliserol yang tepat seringkali tidak jelas.

Ketidakjelasan ini menimbulkan kekhawatiran karena kesalahan dosis atau pencampuran yang kecil pun dapat menyebabkan kadar gliserol yang sangat tinggi, yang merupakan sumber dari banyak kasus yang mereka temui.

“Tidak ada transparansi yang jelas seputar konsentrasi gliserol dalam minuman es serut; oleh karena itu, memperkirakan dosis yang aman tidaklah mudah,” tulis para peneliti dalam tinjauan yang dipublikasikan di Archives of Disease in Childhood.

Dia menambahkan bahwa penyebabnya dapat berasal dari kecepatan dan dosis minuman yang dikonsumsi, serta faktor lain seperti apakah dikonsumsi bersamaan dengan makan, selama keadaan puasa, atau setelah latihan intensitas tinggi.

Menurut hasil penelitian mereka, para peneliti meminta dokter dan orang tua untuk mengenali potensi bahaya tersebut dan meminta lembaga kesehatan masyarakat untuk memberikan petunjuk yang jelas.

Mereka menekankan bahwa es serut yang mengandung gliserol tidak boleh diberikan kepada anak-anak di bawah delapan tahun. Meskipun Inggris dan Irlandia telah mengeluarkan peringatan tentang minuman ini, tidak ada pedoman khusus saat ini di Amerika Serikat.

Sumber Antaranews

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *