Pedagang merapikan barang dagangan berupa pernak pernik khas Bali United di antaranya jersi, kaus hingga topi di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Kabupaten Gianyar, Bali, Minggu (4/8/2024) ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Gianyar, Bali – Turnamen Piala Presiden 2024 tidak hanya mengumpulkan klub sepak bola Indonesia untuk bersaing di tingkat nasional tetapi juga menghasilkan pemain berbakat.
Selain itu, kompetisi pramusim ini berfungsi sebagai penggerak ekonomi, terutama bisnis kecil dan mikro.
Ni Luh Asrini, seorang pengusaha mikro yang sehari-hari berjualan makanan dan minuman ringan di warungnya di depan Stadion Kapten I Wayan Dipta, Kabupaten Gianyar, Bali, merasakan langsung gemerincing rupiah.
Ia sudah menantikan kompetisi tahunan tersebut karena, seperti yang diharapkan, stadion akan dipenuhi dengan suporter yang ingin melihat pertandingan yang menarik karena sistem gugur yang diterapkan sejak 2015.
Selain itu, sebelum musim kompetisi 2024/2025 dimulai pada Jumat (9/8), turnamen itu berfungsi sebagai katalisator dan menghasilkan lebih banyak uang.
Ia sudah memikirkan cara untuk mencicil pembuatan barang dagangan beberapa minggu sebelum pertandingan.
Penjualan makanan kecil, kopi, dan minuman ringan telah melonjak secara signifikan dibandingkan dengan rata-rata penjualan harian sekitar Rp500 ribu.
Made Martawan adalah pedagang lain yang kurang beruntung. Dia menjual kaus dan jersi Bali United bersama aksesori seperti topi dan syal.
Ia membuat sendiri desain kaus hingga keluarganya membantunya menyablonnya, yang disiapkan setidaknya dua bulan sebelum pertandingan.
Ia memiliki kemampuan untuk memproduksi kisaran lima ratus hingga ribu potong kaus dari bisnis rumahan itu, dan harganya bervariasi dari pakaian anak-anak hingga pakaian dewasa.
Penjualan di toko di depan pintu masuk Stadion Dipta bisa meningkat antara 25 dan 50 persen saat pertandingan. Ini belum termasuk pembelian suporter, yang rata-rata membeli tiga lusin kaus Bali United sebelum pertandingan.
Pembelinya beragam, mulai dari suporter, penonton, hingga turis yang sering datang untuk mendukung tim tuan rumah.
Ia menghasilkan banyak uang selama sepekan sebagai tuan rumah babak penyisihan grup B Piala Presiden di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Dia berharap kompetisi serupa diadakan di Bali untuk meningkatkan upayanya.
Kreativitas seniman
Ajang itu memengaruhi bisnis kecil dan menengah serta industri kreatif, terutama seniman yang membuat jersey tim tuan rumah Bali United.
Seniman Dewa Gede Raka Jana Nuraga juga merasakan dampak ekonomi, membuat seragam tim baru yang dijuluki Serdadu Tridatu dengan mengutamakan desain Bali.
Di sekitar Stadion Dipta ada 41 bisnis mikro dan kecil, terutama makanan dan minuman ringan hingga restoran berskala kecil.
Stadion dengan kapasitas 18 ribu tempat duduk itu, bersama dengan Stadion Si Jalak Harupat di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dipilih sebagai salah satu tempat untuk babak penyisihan Grup B Piala Presiden 2024. Meskipun demikian, pertandingan semifinal dan final akan berlangsung di Stadion Manahan, Solo.
Total ada delapan klub sepak bola yang berlaga di turnamen itu, dengan empat di antaranya bertanding di Bali untuk penyisihan Grup B Piala Presiden 2024 sejak Minggu (21/7) hingga Jumat (26/7).
Sumber Antaranews