Sulis. Foto: Muhammad Ahsan Nurrijal
Jakarta – Banyak orang yang salah kaprah membawakan lagu berbahasa Arab dan menyamakan dengan selawat saat masuk ke Indonesia, tetapi tidak semua lagu berbahasa Arab dapat dianggap selawat.
Selawat adalah permohonan atau doa kepada Allah SWT. Lagu-lagu berbahasa Arab memiliki tema yang luas, seperti halnya lagu pada umumnya.
Penyanyi Sulis menyaksikan hal ini terjadi. Dia menyaksikan bahwa lagu-lagu berbahasa Arab sering disamakan dengan selawat.
“Aku sebenarnya sudah lama dari sejak aku masih remaja, aku sering memberikan informasi, edukasi. Jadi, jangan kita salah kaprah,” kata Sulis di studio Rumpi: No Secret, Jalan Kapten P Tendean, Jakarta Selatan, Senin (3/3/2025).
“Selama ini mungkin kebanyakan masyarakat kita karena tidak ada edukasi, apakah semua yang berbahasa Arab termasuk doa? Apakah semua yang berbahasa Arab termasuk selawat? Kan tidak,” tegasnya
Lagu berbahasa Arab Qaddukal Mayyas adalah tema percintaan, meskipun liriknya memuji seorang wanita.
“Sama seperti kita, ada lagu religius, ada lagu dangdut, ada lagu pop, ada lagu rock. Cuma begitu diadopsi masuk ke Indonesia, itu seolah-olah semua yang berbahasa Arab adalah ungkapan doa dan selawat. Itulah salah kaprahnya di sini,” tutur penyanyi religius yang mengawali kariernya dan melejit saat duet dengan Haddad Alwi itu.
Ada baiknya memberi tahu orang tentang artinya sebelum membawakan lagu berbahasa Arab, tulis Sulis. Tidak semua orang tahu apa yang dimaksud dengan lagu berbahasa Arab.
“Salahnya lagi, teman-teman yang membawakan lagu ini tidak memberitahukan juga kalau ini bukan lagu salawat, tapi ini lagu cinta. Jadi banyak kan teman-teman yang membawakan lagu-lagu selawat, lagu cinta (berbahasa Arab) di panggung itu dicampur. Misalnya, acara MTQ cuma lagu-lagu yang dibawakan lagu seperti Qaddukal Mayyas tadi (bukan selawat),” tukas Sulis.
Sumber DetikHot