Foto: Shutterstock
Jakarta – Harga Bitcoin masih terus meroket. Harganya telah berada di level US$ 112 ribu, atau sekitar Rp 1,82 miliar, pada hari Kamis, dengan kurs Rp 16.300. Jumlah ini telah melampaui rekor sebelumnya.
Meskipun harga mata uang kripto tampaknya naik lagi, kenaikan ini dianggap lebih lambat dari biasanya. Meningkatnya kepemilikan aset digital oleh institusi dan adopsinya oleh bisnis mendorong kenaikan harga.
Selain itu, meredanya ketegangan perdagangan antara AS dan China, serta penurunan peringkat utang negara AS oleh Moody’s, telah menyebabkan peningkatan pilihan penyimpanan alternatif, termasuk bitcoin.
“Pergerakan bitcoin didorong oleh campuran momentum positif, meningkatnya optimisme seputar regulasi kripto AS, dan minat berkelanjutan dari pembeli institusional,” kata Kepala Penelitian CoinShares James Butterfill, dilansir dari CNBC, Jumat (23/5/2025).
Bitcoin biasanya berhubungan dengan pasar ekuitas, terutama Nasdaq yang canggih. Investor yang mencari cara lain untuk menyimpan nilai mereka mungkin menjadi penyebab pergerakan bitcoin dan berbagai saham.
Menurut data dari Bitcoin Treasuries, jumlah bitcoin yang dimiliki oleh perusahaan publik telah meningkat 31% sejak awal tahun menjadi sekitar US$ 349 miliar, yang merupakan 15% dari total pasokan bitcoin.
Presiden AS Donald Trump dan David Sacks, raja kripto, telah mendukung agenda pro-kripto di Amerika Serikat. Keduanya juga telah mendukung pasar bitcoin.
Minggu ini, Senat Amerika Serikat memberikan suara untuk mendukung undang-undang kripto pertama, yang akan membentuk dasar hukum. Trump menyatakan bahwa dia ingin menetapkan undang-undang kripto di mejanya dan siap ditandatangani sebelum Kongres memasuki masa reses pada bulan Agustus.
Sumber DetikFinance
