Majalah LeMan Turki Muat Kartun Satire Nabi Muhammad SAW

0
(0)

Demonstran yang melakukan unjuk rasa di Turki terkait kartun Nabi Muhammad SAW. Foto: Ozan KOSE/AFP

Jakarta – Demokrasi di Turki memiliki sejarah yang panjang. Sejak berdirinya seratus tahun yang lalu, Republik Turki mengalami banyak perubahan, beralih dari sistem satu partai ke sistem multipartai.

Islam sebagai mayoritas memperkuat sejarah Turki yang penuh dengan demonstrasi dan undang-undang. Masyarakat sering menyalurkan aspirasi mereka melalui seni dan musik.

LeMan adalah salah satu dari banyak majalah yang satire kritik pemerintahan. Mereka menerbitkan edisi ke-26 akhir bulan lalu, yang memicu kritik karena memuat kartun Nabi Muhammad SAW bergandengan dengan Nabi Musa AS.

Pemerintah Turki menangkap empat karyawan, termasuk kartunis. Pada tahun 2014, DW menulis laporan berjudul “Turki Melawan Frustasi” yang melibatkan wawancara dengan Tuncay Akgun, pemimpin redaksi majalah LeMan.

Orang ini mendirikan LeMan sekitar 28 tahun yang lalu, memiliki sejarah buruk dengan pemerintahnya. LeMan bukan hanya majalah; itu adalah edisi komik terlaris di Turki yang terjual lebih dari 30 ribu eksemplar.

“Kami adalah media yang sangat radikal. Para senimannya dipenjara. Saya juga dipenjara,” kata Akgun dilansir dari DW.

Penangkapan yang terjadi awal pekan ini hanyalah satu lagi contoh konflik antara LeMan dan pemerintah. Ini telah terjadi selama bertahun-tahun, bahkan sebelum komik tersebut mengkritik Perdana Menteri Turki. Di halaman sampul majalah, PM tengah mengacungkan jari tengah.

Tuncay Akgun mengkritik sistem kebebasan berekspresi dan independensi pengadilan Turki secara radikal, menyatakan ketidakpercayaannya.

Menurut Tuncay Akgun, ia gak percaya dengan sistem kebebasan berekspresi dan independensi pengadilan di Turki. Hal itu yang dibuat dia sangat radikal.

“Itulah yang membuat kami sangat radikal. Jika kita terus berpikir tentang apa yang bisa terjadi pada kita, maka kita tidak perlu lagi untuk menggambar. Kami menggambar, apa yang kami sukai dan bagi kami kebebasan berpendapat amat penting,” katanya.

Sementara itu, Tuncay Akgun telah meminta maaf kepada umat Islam atas kartun yang dia dan timnya buat. Kartun itu tidak menggambarkan Nabi Muhammad, kata dia.

Orang yang digambarkan bernama Muhammad, tetapi itu dimaksudkan sebagai representasi dari korban serangan Israel. Nama Muhammad memang sangat umum di kalangan Muslim, dengan lebih dari 200 juta orang yang menggunakan nama itu.

“Gak ada hubungannya sama sekali dengan Nabi. Kita gak akan pernah berani ambil risiko kayak gitu,” kata Akgun ke kantor berita AFP.

Sumber Detiknews

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *