Indonesia Serukan Konsensus Politik dan Transisi di Suriah usai Rezim Assad Jatuh

0
(0)

Para warga Suriah, yang dulu pergi menyelamatkan diri ke Turki selama perang saudara di negara mereka, mulai kembali ke Suriah setelah kekuasaan 61 tahun rezim Baath jatuh. ANTARA/Anadolu/py

Jakarta – Setelah kejatuhan rezim Presiden Bashar Al-Assad di Suriah, Wakil Menteri Luar Negeri Anis Matta meminta ada konsensus politik dan transisi ke demokrasi yang damai.

“Konsensus politik nasional, transisi demokratis yang damai, serta rekonstruksi atau pemulihan ekonomi dan pembangunan harus jadi prioritas Suriah di tahap selanjutnya,” kata Anis melalui pernyataan tertulis Kemlu RI di Jakarta, Selasa.

Anis menyatakan bahwa Indonesia terus mengawasi dengan cermat perkembangan situasi di Suriah setelah rezim Baath runtuh.

Partai Baath berkuasa di Suriah selama 61 tahun, dan dipimpin oleh presiden saat itu, Hafez al-Assad, ayah Bashar Al-Assad, dari 1970 hingga 2000. Bashar kemudian menjabat sekretaris jenderal partai tersebut.

Anis berharap perubahan rezim di Suriah menjadi momentum bagi rakyatnya untuk memperbaiki hidup mereka. Ia juga meminta semua pihak di negara itu untuk senantiasa mengutamakan keamanan dan keselamatan rakyatnya.

“Indonesia menghormati keutuhan wilayah Suriah dan mengharapkan rakyat Suriah dapat memulai kehidupan baru yang lebih baik,” ucap Anis.

Pada Minggu (8/12), Kemlu RI meminta transisi pemerintahan Suriah yang inklusif, demokratis, dan damai dilakukan untuk kepentingan bersama seluruh rakyat Suriah setelah rezim Assad runtuh.

Indonesia juga meminta semua pihak untuk melindungi warga sipil di Suriah sesuai dengan hukum internasional, terutama hukum humaniter dan HAM.

Selain itu, Kemlu RI memastikan bahwa KBRI Damaskus telah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjamin keselamatan WNI di Suriah. Saat ini, masih ada 1.162 WNI yang tinggal di Suriah, menurut catatan Kemlu RI.

Setelah kehilangan kendali atas Ibu Kota Damaskus, yang telah diserbu oleh pasukan oposisi bersenjata sejak Sabtu (7/12), pemerintahan Bashar Al-Assad di Suriah jatuh pada Minggu.

Dengan penguasaan Damaskus, perang saudara Suriah yang berlangsung sejak tahun 2011 mencapai puncaknya.

Assad dilaporkan melarikan diri dari Suriah tak lama usai Damaskus jatuh ke tangan oposisi. Rusia mengonfirmasi pada Senin (9/12) bahwa Assad dan keluarganya telah tiba di Rusia dan menerima suaka.

Sumber Antaranews

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *