Kemenkes Jelaskan Manfaat Puasa Terhadap Kesehatan Mental

0
(0)

Suasana warga binaan mendengarkan tausiah dari penceramah jelang berbuka puasa bersama di Aula Lembaga Pemasyarakat (Lapas) Kelas I Makassar, Sulawesi Selatan.    (ANTARA/Darwin Fatir.)

Jakarta – Dijelaskan oleh Imran Pambudi, Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kementerian Kesehatan, manfaat puasa terhadap kesehatan mental.

Imran mengatakan bahwa puasa memiliki efek positif pada kesehatan mental dan spiritual.

“Berbagai penelitian terbaru mengungkapkan bagaimana puasa dapat mengurangi tingkat stres, meningkatkan pengendalian diri, dan memperkuat kesehatan psikologis individu,” kata Imran dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Menurut penelitian yang dilakukan di MAN 2 Kota Cilegon pada tahun 2019, puasa memiliki kontribusi sebesar 98,01 persen terhadap peningkatan kesehatan mental siswa.

Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan spiritualitas dan pengendalian diri selama puasa membantu siswa mengembangkan regulasi emosi yang lebih baik, kata Imran.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara puasa dan pengendalian emosi siswa dan tingkat kebahagiaan mereka.

Berpuasa juga meningkatkan pengendalian diri, menurut penelitian dari Universitas Sirjan Azad. Ini berdampak positif pada kesehatan mental.

Para peneliti menemukan bahwa memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri saat berpuasa membantu orang menjadi lebih tenang saat menghadapi tekanan hidup.

Studi lain juga menemukan bahwa produksi Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF), sebuah protein yang mendukung pertumbuhan dan regenerasi sel otak, meningkat saat seseorang berpuasa.

Daya ingat ditingkatkan, fungsi kognitif diperbaiki, dan BDNF ini melindungi otak dari penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.

Selain itu, puasa mengaktifkan proses autofagi, yang merupakan proses alami tubuh untuk membersihkan sel-sel yang rusak, termasuk sel otak.

Selain itu, penelitian dari National Library of Medicine (2024) mendukung informasi sebelumnya bahwa puasa menurunkan tingkat hormon stres seperti kortisol, yang membuat pikiran dan tubuh lebih rileks.

Selama puasa, peningkatan hormon kebahagiaan seperti endorfin dan serotonin juga meningkatkan suasana hati.

“Hal ini mirip dengan efek yang dirasakan setelah berolahraga, di mana tubuh merasa lebih tenang dan bahagia,” ujarnya.

Ramadhan sering kali menjadi waktu untuk merenungkan dan memperbaiki diri, tetapi juga dapat berdampak pada tren gangguan jiwa, terutama bagi mereka yang menderita gangguan mental berat seperti skizofrenia.

Untuk mendukung kesehatan mental, para ahli menyarankan untuk menetapkan tujuan spiritual, berkonsentrasi pada kesadaran, menjaga pola hidup sehat, dan berbagi pengalaman dengan komunitas.

“Puasa yang dilakukan dengan cara yang benar tidak hanya memperkuat kesehatan fisik tetapi juga memberikan harmoni antara tubuh, pikiran, dan jiwa, sehingga puasa memiliki manfaat luar biasa dalam dunia kesehatan mental,” katanya.

Sumber Antaranews

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *