Sejumlah pengungsi korban gempa bumi Myanmar beristirahat di tenda yang didirikan sendiri di Mandalay, Mayanmar, Senin (31/3/2025). Foto: Sai Aung Main/AFP
Jakarta – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia telah mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada korban gempa bumi 7,7 magnitudo yang melanda Myanmar pada 28 Maret 2025.
Bantuan tersebut dilepas secara resmi oleh Menteri Luar Negeri Sugiono dalam sebuah seremoni di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, pada Kamis, 3 April.
Dalam sambutannya, Sugiono menyatakan, “Pada pagi hari ini, tadi juga sudah saya sampaikan kita akan melepaskan bantuan kemanusiaan ke Myanmar karena pada tanggal 28 Maret yang lalu Myanmar ditimpa bencana gempa bumi.”
Sugiono menyebut bahwa gempa yang mengguncang Myanmar mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan yang signifikan. Hingga saat ini, jumlah korban terus bertambah, terutama karena kondisi keamanan dan politik di Myanmar yang belum kondusif.
“Sampai hari ini karena situasi keamanan dan politik Myanmar juga yang belum kondusif. Sampai hari ini jumlah korban dan jumlah kerusakan itu masih terus berkembang berdasarkan catatan yang kami miliki. Sampai hari ini ada 2.886 korban jiwa dan 4.636 luka-luka. sementara masih ada kurang lebih 300 orang yang dinyatakan hilang,” ucapnya.
Meski demikian, Sugiono menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada laporan mengenai warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam bencana ini.
“Berdasarkan pemantauan dan laporan yang disampaikan oleh Duta Besar Republik Indonesia di Myanmar, sejauh ini belum ada laporan korban warga negara Indonesia. kita harap seluruh warga negara Indonesia yang ada di sana dalam kondisi yang baik,” lanjutnya.
Setelah peristiwa pada 28 Maret, pemerintah Indonesia segera berkomunikasi dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) dan mengadakan beberapa rapat darurat untuk mengatur pengiriman bantuan.
“Kemudian setelah tanggal 28 kemarin kami berkoordinasi dengan Menko PMK untuk menyiapkan bantuan kemanusiaan kepada Myanmar. Disaat yang bersamaan juga ada rapat darurat, rapat-rapat antara seluruh kementerian luar negeri untuk mengkoordinasikan langkah-langkah pemberian bantuan kemanusiaan ke Myanmar,” ujarnya.
Tim tanggap darurat dari Indonesia sudah lebih dulu dikirim ke Myanmar pada 31 Maret. Tim ini terdiri dari unsur Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Indonesia Search and Rescue (INASAR).
“Dan sejak tanggal 31 Maret sebenarnya kita sudah mengirimkan tim advance dan tim pendahulu yang terdiri dari unsur-unsur BNPB dan INASAR ke Myanmar untuk melakukan langkah-langkah yang sifatnya tanggap darurat. Dan pada pagi hari ini kita mengirimkan bantuan resmi dari Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan arahan dan perintah dari Bapak Presiden Prabowo. Jumlah bantuan yang kita sampaikan kurang lebih ada 120 ton barang yang nilainya mencapai kurang lebih, 124 ton barang nilainya 1,2 juta USD,” jelas Sugiono.
Bantuan yang dikirimkan berupa barang-barang yang paling dibutuhkan oleh para korban, sesuai hasil koordinasi dengan ASEAN.
“Kemudian berdasarkan hasil rapat dari kementerian luar negeri ASEAN juga, bahwa saat ini yang sangat dibutuhkan adalah shelter dan alat-alat serta obat-obatan, alat-alat kesehatan dan obat-obatan. Oleh karena itu kita juga mengirimkan sebagian besar dari bantuan tersebut dari apa yang mereka butuhkan,” tandas dia.
Sumber Kumparan