Ribuan warga sipil Palestina yang terlantar mulai mengungsi dari daerah mereka di timur Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah setelah ada perintah evakuasi baru dari Israel. ANTARA/Anadolu,/PY.
Yerusalem – Sejumlah delegasi Israel tiba di Kairo, ibu kota Mesir, untuk mengikuti perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza dan mencapai kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas.
“Delegasi keamanan Israel tiba di Kairo untuk melanjutkan negosiasi mengenai kesepakatan pertukaran sandera,” kata KAN di X, Kamis (22/8).
Meskipun lembaga penyiaran publik tidak menjelaskan apakah delegasi tersebut termasuk pemimpin intelijen Israel Mossad dan Shin Bet, KAN menyebutnya sebagai “delegasi kerja”.
Amerika Serikat, Mesir, Qatar, dan Hamas belum membuat pernyataan terkait masalah tersebut hingga saat ini. Pada 16 Agustus, perundingan mediasi terakhir berakhir di Doha, Qatar.
Gedung Putih menggambarkan proposal sebagai “proposal penghubung akhir” untuk Israel dan Hamas, mengatakan bahwa itu sesuai dengan prinsip yang didukung Presiden AS Joe Biden pada 31 Mei.
Detail proposal tersebut tidak diketahui publik, tetapi Hamas menolaknya dengan mengatakan bahwa itu bertentangan dengan tuntutan baru Kepala Otortias Israel Israel Benjamin Netanyahu.
HAMAS menyatakan bahwa proposal tersebut memenuhi persyaratan Netanyahu dan sesuai dengannya, terutama penolakannya terhadap gencatan senjata permanen, penarikan penuh dari Jalur Gaza, dan permintaannya untuk mempertahankan pendudukan Persimpangan Netzarim, penyeberangan Rafah, dan Koridor Philadelphia.
Menurut kelompok Palestina, dua jalur tanah di Gaza dibangun oleh Israel baru-baru ini. Jalur tanah ini membagi wilayah pesisir menjadi bagian utara dan selatan. Perbatasan Gaza-Mesir dan Rafah terletak di sepanjang Koridor Philadelphia.
HAMAS telah lama menuntut penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza dan penghentian perang secara permanen sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata.
Netanyahu, di sisi lain, menolak persyaratan tersebut dan menyatakan bahwa pasukannya akan tetap di Gaza selama yang diperlukan.
“Dia (Netanyahu) juga menetapkan persyaratan baru dalam dokumen pertukaran sandera dan menarik kembali persyaratan lain yang menghambat penyelesaian kesepakatan,” tambah Hamas.
Rencana gencatan senjata yang diumumkan secara terbuka oleh Biden pada Mei dan disetujui oleh resolusi Dewan Keamanan PBB pada Juni, yang disepakati pada Juli, kembali menjadi komitmen kelompok tersebut.
Selama berbulan-bulan, AS, Qatar, dan Mesir telah berusaha mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk mengizinkan gencatan senjata, pertukaran tahanan, dan akses bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Namun, Netanyahu menolak memenuhi tuntutan Hamas untuk mengakhiri perang, yang menghentikan mediasi.
Sumber : Anadolu