Foto: iStock
Jakarta – Chef di Inggris mulai melihat kenikmatan ulat sebagai bahan utama masakan. Mereka mengatakan bahwa ulat itu enak dan berpotensi dapat disajikan di restoran mewah.
Pilihan daging ayam, babi, sapi, dan kambing biasanya ada di restoran, dan beberapa jenis makanan memiliki cita rasa lezat.
Dilaporkan oleh Daily Star pada 11 April 2025, banyak chef di Inggris mulai mempertimbangkan produk hewani lain. Serangga dan ulat mulai dilirik untuk dimasak dan disajikan, bersama dengan jenis daging yang populer.
Ulat bisa menjadi pengganti protein makanan selain daging, karena sebagian orang menilai bahwa rasanya lezat. Kandungan protein uat sutera juga tinggi.
Alain Ducasse (68), seorang chef asal Prancis, pernah membuat makanan dari ulat panggang yang renyah yang dibumbui dengan paprika yang memberikan sensasi pedas dan tekstur renyah, yang membuatnya menyenangkan untuk dimakan.
Menurut Chef Ducasse, hidangan yang akan dibuat di masa depan harus memiliki rasa yang lezat. Selain itu, makanan ini harus bermanfaat untuk kesehatan dan fungsi berkelanjutan untuk bumi.
“Makanan itu harus enak disantap, baik untuk kesehatan, dan baik untuk bumi ini,” ungkapnya.
Menu ulat yang dicicipi Chef Ducasse ini menginspirasi dua chef di Inggris, Laura Portelli dan Christophe Saintagne untuk menyajikan menu serupa. Selain ulat, mereka juga menyajikan hidangan unik lain, termasuk udang mentah yang diawetkan selama 30 hari.
Di Inggris, tekad untuk menyajikan menu tanpa daging juga menjadi topik diskusi. Menu alternatif ini untuk mendukung keberlanjutan dan melawan populasi global yang meningkat yang menempatkan tekanan lebih besar pada rantai produksi pangan.
Sebenarnya, orang Asia sudah lama memakan ulat dan serangga. Ini dapat dilihat dari lapak kaki lima di Thailand yang menawarkan berbagai jenis gorengan serangga.
Masakan serangga dan ulat juga populer di Indonesia. Ulat sagu dapat dibuat menjadi sate, tumis, atau makanan lain.
Sumber Detikfood