Ilustrasi ujian masuk PTN. Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Jakarta – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendiktisaintek) melaporkan bahwa 373 sekolah telah menunda untuk mengisi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) untuk Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) di Perguruan Tinggi Nasional (PTN).
“Terdapat 373 sekolah teridentifikasi masuk dalam kategori sekolah yang sudah melengkapi data isian siswa eligible, seperti melengkapi nilai siswa eligible dalam 5 semester, namun belum melakukan finalisasi,” kata Ketua Umum Tim Penanggung Jawab Panitia SNPMB 2025 Eduart Wolok dalam keterangannya, dikutip Rabu (5/2).
“Hal ini menyebabkan para siswa pada sekolah yang belum menyelesaikan finalisasi PDSS tersebut tidak dapat melakukan pendaftaran SNBP,” tambahnya.
Sekolah masih menerima bantuan untuk finalisasi. Sampai pukul 15.00 WIB 4 Februari 2025, 228 sekolah menerima bantuan tersebut.
Ini menunjukkan bahwa 145 sekolah belum mengajukan perbaikan pengisian data.
Dampaknya
Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 dan SMA Negeri 4 Palembang, misalnya, terancam tidak dapat mengikuti SNBP karena kondisi ini. Karena banyaknya lalu lintas yang masuk ke sistem, data siswa tidak dapat diunggah ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Dari 270 siswa di MAN 2 Palembang, 111 di antaranya termasuk dalam kategori yang layak atau memenuhi syarat untuk SNBP. Namun, data mereka belum berhasil dimasukkan ke sistem hingga saat ini.
Menurut Bunyamin, Wakil Kepala MAN 2 Palembang Bidang Kurikulum, pihak sekolah sudah melengkapi semua data yang diperlukan, tetapi masih ada masalah dalam proses unggah nilai.
“Setiap tahun kami selalu melakukan pengisian PDSS tanpa masalah. Tahun ini, meski data sudah lengkap, kami mengalami kesulitan mengunggahnya karena traffic yang sangat tinggi. Kami sudah mencoba berulang kali, tetapi tetap gagal,” ujar Bunyamin saat diwawancarai di MAN 2 Palembang, Rabu (6/2).
Meskipun demikian, sekitar 146 siswa SMA Negeri 4 Palembang juga berisiko gagal mengikuti SNBP jika pengisian PDSS tidak diperpanjang.
Didemo Siswa
Selain itu, siswa 143 dari SMAN 4 Karawang yang merasa terancam tidak dapat mengikuti SNBP merasa kecewa dan melakukan demonstrasi di sekolah mereka.
Siswa membawa spanduk bertuliskan “Guru Lalai, Kami Terlantar” dan “Masa depan kita sirna”. Orang tua dan wali siswa juga hadir untuk menyampaikan kekecewaan mereka dalam aksi tersebut.
Melalui proses awal pengisian data, Mila dan rekan-rekannya mengalami banyak kejanggalan.
“Data yang diberikan guru berubah-ubah, dan tiba-tiba alasan yang diberikan adalah kesalahan NISN (Nomor Induk Siswa Nasional). Padahal jika memang ada kesalahan seharusnya diperbaiki sejak kelas 10. Bukan baru diperkarakan saat kami sudah kelas 12,” kata Mila di SMAN 4 Karawang.
“Kami berharap, ada solusi cepat tapi kami juga harus realistis. Jika tidak bisa SNBP, berarti harus UTBK, dan itu butuh biaya tambahan,” tambahnya.
Siswa di SMA Negeri 17 Makassar juga melakukan hal yang sama. Di SMAN 17 Makassar, ratusan siswa bersama orangtuanya melakukan demonstrasi hingga Kantor Dinas Pendidikan (Disdik) Sulawesi Selatan.
Siswa-siswi sempat ditemui oleh pejabat Disdik Sulsel saat demonstrasi. Di sana, mereka mengadukan kelalaian sekolah yang dapat membahayakan masa depan mereka.
“Ini sungguh sangat berat bagi kami Pak. Kita berbicara soal mimpi dan harapan yang sudah ada di depan mata. Tapi karena satu kelalaian yang seharusnya bukan menjadi penghalang untuk mendapatkan mimpi itu,” kata salah satu siswi sambil menangis saat diskusi dengan pegawai Disdik Sulsel.
Sumber Kumparan