Kawasan wisata Gunung Pancar di Sentul. Foto: Eka Situmorang
Bogor — Maraknya pungutan liar (pungli) di kawasan wisata Gunung Pancar belakangan ini Viral di media sosial dan membuat pengunjung semakin sepi. Dalam video yang diunggah pemilik akun TikTok @AdeNgider_17, hal tersebut membuat wisata Gunung Pancar sepi pengunjung.
Menanggapi masalah ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengusulkan pengembangan Gunung Pancar menjadi desa wisata yang terkelola dengan baik.
PJ Wali Kota Bogor sekaligus Kepala BPSDM Provinsi Jawa Barat, Hery Antasari menyampaikan kejadian tersebut sudah ditindaklanjuti oleh pihak berwenang dan mendapat respons langsung dari PJ Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin.
“Disclaimerdulu bukan wilayah saya, betul Pak Menteri. Tapi, sebagai BPSDM Jawa Barat kebetulan kemarin melihat langsung pak Pj Gubernur Jabar merapatkan khusus tentang ini. Jadi, memang sudah di-handlelangsung oleh Pak Gubernur bersama dengan tim Saber Pungli dari Polda Jawa Barat dan tim Saber Pungli Jawa Barat,” kata Hery dalam Weekly Brief with Sandi Unoyang digelar di Gedung Sapta Pesona, Jakarta pada Senin (7/10).
Pihaknya juga menyayangkan insiden ini karena membuat pariwisata Jawa Barat menjadi buruk dan membuat tempat wisata yang terkenal dengan hutan pinusnya menjadi sepi karena wisatawan takut berkunjung.
“Dan memang ini sangat disayangkan saya kira-kira, mudah-mudahan segera selesai dan mulai hidup kembali Gunung Pancar,” imbuh dia.
Menanggapi hal tersebut, Menurut Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), tindakan seperti ini pasti tidak dapat dibenarkan dan akan membuat wisatawan tidak lagi pergi ke tempat wisata.
“Seperti yang selama ini saya sampaikan, kalau wisatawan itu digetok maka mereka akan kapok. Digetok, kapok dan kalau dikejar-kejar, maka mereka akan lari dan sudah kita buktikan dari Gunung Pancar,” ujar Sandiaga.
Dalam hal ini, Sandiaga menyatakan bahwa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah menerima banyak umpan balik dari berbagai pihak tentang bagaimana melakukan penataan kawasan wisata Gunung Pancar.
“Kami juga sudah menampung dari banyak komunitas keinginan untuk bekerja sama dan ini kita akan tata dengan pendekatan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), melibatkan komunitas media, Pemerintah Daerah, Pemerintah Desa,” ujar Sandiaga.
“Kita akan tata mungkin dalam bentuk desa wisata yang bisa memberikan sebuah pendekatan yang lebih berkearifan lokal bahwa masyarakat Jawa Barat itu kan sangat welcoming, sangat baik,” ujarnya.
Dengan mengadopsi pengembangan desa wisata, segala jenis pembayaran, seperti membeli tiket wisata dan lainnya, akan dikelola secara otomatis.
“Nanti untuk pendanaannya seperti yang terjadi di desa wisata lain itu disatuatapkan dan bisa dibayar melalui digitalisasi sehingga pengalaman berwisata itu menjadi aman, nyaman, dan menyenangkan,” ujar dia.
Sandiaga berharap, dengan langkah ini, Gunung Pancar dapat kembali menarik wisatawan dan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Melalui pengelolaan yang lebih baik dan transparan, diharapkan keindahan alam Gunung Pancar dapat dinikmati oleh lebih banyak orang tanpa adanya praktik yang merugikan.
Sumber Kumparan