Ilustrasi. (Foto: pixabay)
Jakarta – Sebuah tragedi memilukan terjadi di rumah kontrakan kawasan Kebagusan, Jakarta Selatan, di mana seorang wanita berinisial FF tewas setelah ditusuk suaminya berinisial AS, di depan anak balita mereka yang masih berusia 5 tahun. Peristiwa tragis ini menjadi sorotan masyarakat.
Anak FF menyaksikan peristiwa tragis itu ketika kamar kontrakannya gelap, kata AKP Nurma Dewi, Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan.
“(Anaknya melihat) Yang umur 5 tahun, keterangannya masih menyaksikan. Karena gelap, tapi memang pertengkaran, cekcok sudah didenger sama dia,” ujar Nurma Dewi di Lobby Polres Metro Jakarta Selatan, Rabu 4 September 2024.
Nurma mengatakan bahwa tetangga korban juga mengetahui tentang penusukan AS kepada FF. Mereka tahu tentang itu setelah teriakan dari dalam kontrakan AS dan FF.
“Karena teriak dari korban, jadi untuk tetangga, sesudah kejadian baru dateng,” kata Nurma.
Dia mengatakan bahwa korban setelah ditusuk oleh AS, suami FF, langsung dilarikan ke RSUP Fatmawati, Jakarta Selatan. Namun, nyawa FF tidak terselamatkan lagi.
“Dari perut 5 tusukan kemudian satu tusukan di paha,” tuturnya.
Kompol Anggiat Sinambela, Kapolsek Pasar Minggu, mengatakan bahwa dugaan alasan pelaku inisial AS tega menusuk FF hingga tewas adalah karena tidak diperhatikan ketika dia sedang sakit. Ia juga mengatakan bahwa pelaku AS pada awalnya tega menusuk istrinya itu.
“Jadi menurut keterangan pelaku. Pada tanggal 17 Juli 2024, korban diketahui selingkuh dan kabur ke daerah medan membawa anak laki-lakinya yang berusia 5 tahun. Satu minggu kemudian kabur ke Jambi,” ujar Kompol Anggiat Sinambela kepada wartawan, Rabu 4 September 2024.
Kemudian Anggiat membahas dugaan permasalahan utamanya yakni ketika AS sakit dan meminta FF mengurusnya karena sakitnya. AS meminta ini setelah dia kembali hidup bersama FF.
Ketika AS sakit, dia juga kesal karena FF tidak mengurusnya. Setelah itu, FF mengajukan perceraian.
“Iya, marah lah dan ribut lah dengan istrinya. Korban juga menyebut ada kata kata ingin cerai, sehingga pelaku kesal. Pelaku membanting handphone miliknya,” kata Anggiat. “Akibat pernyataan itu, pelaku jadi sakit hati dan marah kepada korban. Pelaku keluar kontrakan berpura-pura beli es, padahal mengambil sebilah pisau di rumah,” imbuhnya.
Sumber Viva.co.id