Rusia Tuding Prancis Diskriminasi Atlet Berhijab di Olimpiade Paris

5
(1)

Cincin Olimpiade terpasang di Menara Eiffel, Paris, Prancis, Rabu (24/72024). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/rwa/am.

Moskwa – Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menggambarkan keputusan Prancis untuk melarang atlet berhijab di Olimpiade Musim Panas Paris sebagai “tindakan segregasi yang mencolok.”

Pernyataan itu muncul sehari setelah pelari cepat (sprinter) Sounkamba Sylla dari Prancis menyatakan bahwa dia dilarang menghadiri upacara pembukaan Olimpiade karena mengenakan jilbab.

“Tindakan segregasi terang-terangan lainnya terjadi di Paris kemarin… Sudah jelas bahwa bahkan sebelum Olimpiade, acara olahraga ini tidak ada hubungannya dengan tujuan gerakan Olimpiade … dan dalam semua hal bertentangan dengan semangat Olimpiade,” kata Zakharova.

Dia membandingkan larangan tersebut dengan diskriminasi yang dihadapi oleh atlet dan jurnalis Rusia dan Belarusia di Olimpiade.

“Sekali lagi (Barat) melanggar semangat olahraga di luar politik. Bertentangan dengan klaim beberapa pejabat Prancis bahwa mereka berjuang untuk keberagaman dan kebebasan berekspresi, mereka yang tidak setuju secara nyata dan mencolok dikenai sanksi,” kata Zakharova.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia itu juga menyatakan bahwa Olimpiade Paris saat ini tidak memiliki alasan untuk dianggap sebagai kompetisi olahraga yang adil, terbuka, atau demokratis.

Olimpiade Musim Panas 2024 akan berlangsung dari 26 Juli hingga 11 Agustus. Paralimpiade, di sisi lain, akan berlangsung dari 28 Agustus hingga 8 September.

Sumber: Sputnik / Antaranews

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 5 / 5. Vote count: 1

No votes so far! Be the first to rate this post.

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *