Sejumlah penumpang kapal yang sakit mendapatkan pelayanan kesehatan untuk mencegah penyebaran penyakit menular dan berbahaya di Terminal Ketibaan Pelabuhan Dumai, Riau, Senin (6/1/2025). ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid/foc/aa.
Jakarta – Menurut Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI), anak-anak dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah rentan terhadap penyakit Human Metapneumovirus (HMPV).
“Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di China, beberapa kelompok memiliki risiko yang lebih rentan untuk terinfeksi (tertular) dan mengalami kondisi berat pada infeksi HMPV,” kata Anggota Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB-IDI Prof DR Dr Erlina Burhan, SpP(K) dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu.
Erlina mengatakan bahwa kelompok lain yang rentan terkena HMPV adalah orang tua berusia di atas 65 tahun dan orang yang memiliki penyakit kronis seperti diabetes, asma, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).
Penderita HIV/AIDS atau penerima kemoterapi dapat mendapatkan HMPV karena sistem kekebalan mereka yang lemah.
Biasanya, gejala yang dapat dirasakan semua orang termasuk demam, pilek, batuk, yang lebih kering daripada berdahak, nyeri otot, nyeri kepala, penurunan nafsu makan, dan kelelahan hingga mengi.
Komplikasi dapat muncul dalam kelompok yang terinfeksi HMPV. Misalnya, risiko bronkiolitis pada bayi atau kemungkinan penyakit yang semakin parah.
Ketua Satgas COVID-19 PB-IDI Erlina mengatakan masyarakat tidak perlu panik tetapi harus waspada terhadap penularan HMPV, meskipun penyakit ini telah ada sejak tahun 2001.
“HMPV merupakan virus yang sudah lama ditemukan sehingga mungkin sebagian masyarakat sudah memiliki imunitas terhadap infeksi HMPV,” ujar dia.
Erlina menyarankan bahwa untuk mencegah penularan penyakit HMPV, orang-orang dapat menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti cuci tangan dengan sabun atau cairan pembersih, tutup mulut dan hidung dengan masker, dan hindari bersentuhan dengan orang lain di wajah karena mulut, hidung, dan mata adalah tempat virus dapat masuk.
Selain itu, masyarakat diminta untuk membersihkan alat-alat, permukaan, dan benda yang sering digunakan. Ini terutama berlaku untuk benda-benda yang berada atau digunakan secara umum.
Hal paling penting, menurut Erlina, adalah menghindari hubungan dekat dengan penderita. Pastikan bahwa jarak antara mereka tidak terlalu dekat sehingga virus sulit masuk ke dalam tubuh dan mengikuti pola hidup sehat.
“Kita tidak bisa melihat virus dan itu beredar di sekitar kita, yang bisa kita lakukan adalah memperkuat diri kita dan memodifikasi lingkungan kita dengan makan teratur dan cukup istirahat dan PHBS adalah salah satu cara memperkuat kita,” katanya.
Sumber Antaranews