Pendukung mantan Presiden AS Donald Trump mengikuti aksi di Perry, Georgia, Amerika Serikat, Sabtu (25/9/2021). /REUTERS/Dustin Chambers/HP/djo (REUTERS/DUSTIN CHAMBERS)
Jakarta – Presiden AS Joe Biden meminta warga Amerika untuk bersatu setelah percobaan pembunuhan mantan presiden Donald Trump.
“Kita berdebat dan bertentangan, kita membandingkan dan mengontraskan karakter para calon, rekam jejak, masalah, agenda, visi untuk Amerika. Namun di Amerika, kita menyelesaikan perbedaan kita di kotak suara. Begitulah cara kita melakukannya, di kotak suara—bukan dengan peluru,” kata Biden ketika berpidato di hadapan rakyat dari Ruang Oval, Minggu (14/7).
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa kekuatan untuk mengubah Amerika harus selalu berada di tangan rakyat, bukan di tangan pelaku percobaan pembunuhan.
“Kita tidak boleh membiarkan kekerasan ini menjadi hal yang biasa. Retorika politik di negara ini telah menjadi sangat panas. Sudah waktunya untuk mendinginkannya. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk melakukan itu,” katanya.
“Saya percaya politik seharusnya menjadi arena untuk perdebatan yang damai. Kita semua kini menghadapi masa ujian menjelang pemilu,” ujar Biden, menambahkan.
Kekerasan bukanlah solusi untuk perbedaan politik, kata petahana presiden Partai Demokrat itu.
Ia berbicara tentang kasus kekerasan lainnya, seperti penembakan terhadap anggota Kongres dari kedua partai, penyerangan massal terhadap Gedung Kongres atau Capitol pada 6 Januari 2021, serangan kejam terhadap suami mantan Ketua DPR Nancy Pelosi, informasi dan intimidasi terhadap pejabat pemilu, dan rencana penculikan gubernur yang sedang menjabat.
Biden menyatakan bahwa motif penembak, yang diidentifikasi sebagai Thomas Matthew Crooks (20), yang melakukan pembunuhan dalam kampanye Trump pada hari Sabtu (13/7) di Negara Bagian Pennsylvania, masih belum diketahui.
Dia lanjut mengatakan para penegak hukum sedang menyelidiki insiden tersebut.
Sumber Antaranews