Ilustrasi — Ketegangan di perbatasan Lebanon dan Israel saat serangan lintas perbatasan meningkat antara Hizbullah dan militer Tel Aviv (dok. REUTERS/Thaier Al-Sudani)
Jakarta – Di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi, kelompok Hizbullah kembali melancarkan serangan dengan mengirimkan drone peledak ke pangkalan intelijen militer Israel di puncak gunung.
Serangan tersebut disebut oleh kelompok perlawanan di Lebanon sebagai operasi udara “terbesar” mereka.
Ini adalah kejadian terbaru di tengah eskalasi saling serang lintas batas yang telah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.
Sejak serangan kelompok milisi Palestina ke Israel yang memicu perang di Jalur Gaza, Hizbullah, sekutu Hamas yang didukung Iran, hampir setiap hari saling serang dengan pasukan Israel.
Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah mengumumkan “operasi terbesar” yang dilakukan oleh pasukan udaranya, menyatakan bahwa pasukan militernya mengirimkan “beberapa skuadron drone berturut-turut untuk menargetkan pusat pengintaian” di Gunung Hermon pada Minggu (7/7) waktu setempat.
Militer Israel mengatakan pada Senin (8/7/2024), sebuah drone peledak “jatuh di area terbuka di kawasan Gunung Hermon”, tetapi “tidak ada korban luka”, menurut kantor berita AFP.
Hizbullah mengatakan serangan drone tersebut adalah bagian dari “respons” mereka terhadap tewasnya seorang anggota Hizbullah dalam serangan hari Sabtu lalu di Lebanon timur sekitar 100 kilometer (60 mil) dari perbatasan.
Israel merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah pada tahun 1967 dan kemudian mencaploknya, sesuatu yang sebagian besar tidak diakui oleh dunia internasional.
Pada Kamis (4/7) waktu setempat, kelompok Hizbullah juga telah meluncurkan lebih dari 200 roket dan drone ke sedikitnya sepuluh posisi militer Israel.
Sumber Detik.com