(kiri-kanan) Fabio Quartararo, Miguel Oliveira, Johann Zarco di atas podium usai MotoGP di Sirkuit Mandalika, Minggu (20/3/2022). Foto: Andika Wahyu/ANTARA FOTO
Jakarta – Menjelang pelaksanaan MotoGP Mandalika yang akan digelar pada akhir bulan ini, sebanyak 1.400 kamar hotel di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), telah dipesan oleh para tamu yang akan menyaksikan acara balap bergengsi tersebut.
Tingginya minat wisatawan, baik domestik maupun internasional, menunjukkan antusiasme yang besar terhadap event ini.
Sekretaris Asosiasi Hotel Mataram (AHM), Rega Fajar Firdaus, mengatakan kamar-kamar tersebut sebagian besar sudah dibayar para tamu yang akan menonton ajang balap dunia yang digelar pada 27-29 September 2024.
“Sebanyak 1.400 kamar itu bahkan sudah dibayar,” kata Reza seperti dikutip dari Antara.
Reza mengatakan jumlah kamar yang sudah dipesan itu khusus dari 35 hotel yang masuk dalam anggota AHM dengan total kamar sebanyak 2.800.
Dengan demikian, katanya, sisa kamar hotel yang belum terisi sebanyak 1.400 kamar atau 50 persen dari total kamar yang disiapkan anggota AHM.
“Kondisi itu, sama seperti tahun-tahun sebelumnya dan biasanya kamar hotel akan penuh pada H-2 pelaksanaan. Biasanya tamu memesan ‘last minute‘,” imbuh dia.
Rega mengatakan, kondisi itulah yang kadang dimanfaatkan oleh para “calo-calo” untuk menjual kamar hotel dengan harga tinggi atau di luar ketentuan.
Karena berada di zona dua penyangga MotoGP, tarif hotel di Kota Mataram dapat dinaikkan hingga dua kali lipat sesuai dengan Peraturan Gubernur NTB Nomor 9 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Usaha Jasa Akomodasi.
Regulasi itu menetapkan batas tarif untuk hotel dan penginapan di gelaran MotoGP berdasarkan zonasi. Misalnya, hotel di zona 1 di KEK Mandalika, Lombok Tengah, dapat menaikkan harga tiga kali lipat dari harga normal.
Sementara zona 2 untuk hotel di kawasan Kota Mataram kenaikan tarif sebesar 2 kali dari harga biasa, dan zona 3 untuk hotel di kawasan Senggigi Lombok Barat dan Gili Lombok Utara dengan kenaikan tarif 1 kali dari harga biasa.
“Kami di Mataram maksimal boleh menaikkan harga dua kali lipat. Tapi yang terjadi saat ini dari hotel kenaikan paling tinggi 50 persen,” katanya.
Menurutnya, harga hotel biasanya lebih tinggi karena agen perjalanan pariwisata menjualnya dari tangan pertama ke tangan kedua, ketiga, atau bahkan seterusnya, bahkan jika terjadi kenaikan besar.
Namun, katanya setelah ditelusuri, tingginya harga hotel tersebut ternyata karena agen menggunakan sistem paket untuk menjual. Dengan layanan antar jemput, perjalanan ke tempat wisata tertentu, dan bahkan tiket nonton MotoGP.
Selain itu, beberapa hotel juga menawarkan paket menarik yang mencakup transportasi menuju sirkuit, serta berbagai fasilitas tambahan untuk meningkatkan kenyamanan tamu selama berada di Mataram. Dengan berbagai promosi yang ditawarkan, hotel-hotel di kawasan ini berharap dapat menarik lebih banyak pengunjung.
“Sementara harga hotel yang kami berikan sudah sesuai ketentuan, tapi tatkala di agen itu di luar kendali kami,” katanya.
Terkait dengan itu, dia berharap pemerintah daerah di masa depan juga akan membuat peraturan tentang agen pariwisata agar para tamu dapat tinggal di Mataram.
“Kita masih punya kesempatan tujuh tahun atau tujuh kali pelaksanaan MotoGP Mandalika dari kontrak 10 tahun,” katanya.
Dengan persiapan yang matang, masyarakat setempat menyambut gembira kedatangan para pengunjung dan berharap MotoGP Mandalika dapat berlangsung sukses, sekaligus memberikan dampak yang berkelanjutan bagi pariwisata di daerah tersebut.
Sumber Kumparannews