Arsip Foto – Perempuan dan anak-anak menunggu untuk didaftarkan sebelum distribusi makanan yang dilakukan oleh Program Pangan Dunia PBB (WFP) di Thonyor, negara bagian Leer, Sudan Selatan, Sabtu (25/2/2017). ANTARA/REUTERS/Siegfried Modola/am.
Jakarta – Pada Selasa, Stephane Dujarric, juru bicara PBB, menyatakan kekhawatirannya atas kondisi pangan yang memburuk di Sudan.
“Hampir 26 juta pria, perempuan, dan anak-anak mengalami kelaparan akut – jika diumpamakan, jumlah itu setara dengan seluruh populasi Australia,” kata Dujarric kepada wartawan.
“Dari 26 juta orang tersebut, 750 ribu orang hanya tinggal selangkah lagi mengalami kelaparan – yang bagi kami berarti fase (klasifikasi) 5 IPC (Keamanan Pangan Terpadu).”
Orang-orang di Sudan menghadapi “skenario terburuk,” tambahnya.
Pertempuran di Sudan melibatkan kelompok paramiliter Pasukan Reaksi Cepat (RSF) yang dipimpin oleh mantan wakilnya Mohamed Hamdan Daglo dan kepala Dewan Berdaulat yang berkuasa, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan.
PBB menghitung setidaknya 12.260 orang tewas dan lebih dari 33 ribu luka-luka selama konflik yang dimulai pada April 2023.
Hampir 6,8 juta orang meninggalkan rumah mereka untuk mencari perlindungan di Sudan atau di negara-negara tetangga, meningkatkan krisis kemanusiaan.
Kekerasan tidak berhenti meskipun berbagai kesepakatan gencatan senjata yang diusahakan oleh mediator Arab Saudi dan AS.
Sumber: Anadolu-OANA / Antaranews