Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar saat memaparkan tentang perekonomian Jakarta di Jakarta, Senin (10/2/2025). ANTARA/Lia Wanadriani Santosa
Jakarta – Jumlah transaksi pembayaran digital melalui QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) di Jakarta diperkirakan akan mencapai 2 miliar transaksi pada tahun 2024, tumbuh 167 persen setiap tahun. Ini adalah peningkatan dari 773 juta transaksi pada tahun 2023.
“Ini mampu menjadikan pangsa volume QRIS Jakarta sangat signifikan terhadap nasional, mencapai 32 persen,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar di Jakarta, Senin.
Sektor akomodasi makan dan minum, perdagangan, dan jasa perusahaan telah mengalami peningkatan akseptasi QRIS, dengan tetap mendorong pemerataan volume transaksi QRIS secara spasial.
Jumlah transaksi QRIS yang diselesaikan selama Triwulan IV-2024 mencapai 691 juta. Kondisi ini didorong oleh penguatan sisi penawaran dan peningkatan akseptasi pelaku usaha.
“Di Triwulan IV- 2024 pelaku usaha dengan QRIS di Jakarta ini sudah mencapai 5,78 juta atau tumbuh 12 persen,” kata Arlyana.
Dalam hal distribusi volume transaksi, Jakarta Selatan masih memegang pangsa tertinggi sebesar 38,13%. Jakarta Barat mengikuti dengan sekitar 23,10%.
Kepulauan Seribu adalah daerah dengan volume transaksi terendah sebesar 0,002%.
“Kalau kami memandang ini salah satunya juga memang karena sebaran penduduknya. (Kepulauan Seribu) Juga memang hanya sedikit dibandingkan dengan total penduduk Jakarta secara keseluruhan,” ujar Arlyana
BI DKI menargetkan 130.000 pengguna QRIS pada tahun 2025 dengan volume transaksi 2,2 miliar, peningkatan 105,9 persen dari 2024.
Sumber Antaranews