11 “Debt Collector” Keroyok Wanita di Depan Polsek di Pekanbaru, Kapolda Marah, Kapolsek Dicopot

0
(0)

Wanita yang dikeroyok debt collector didampingi suaminya usai membuat laporan polisi di Polsek Bukitraya, Pekanbaru, Riau, Sabtu (19/4/2025) malam.(KOMPAS.COM/Dok. Polsek Bukitraya.)

Jakarta – Sebanyak sebelas penagih utang atau debt collector mengeroyok Seorang berinisial RP (31), yang juga bekerja sebagai penagih utang setiap hari di Kota Pekanbaru, Riau, pada hari Sabtu (19/4/2025).

Ironisnya, pengeroyokan itu terjadi persis di depan Mapolsek Bukitraya di Kota Pekanbaru. Polisi piket saat itu tidak dapat melakukan apa-apa.

Menurut Kompol Syafnil, Kapolsek Bukitraya yang dicopot karena peristiwa ini, anggota polisi yang bertugas saat itu sudah tua, sakit, dan kurang dari jumlah.

Sebaliknya, rombongan pelaku pengeroyokan utang diikuti oleh empat petugas polisi. Namun, mereka hanya merekam peristiwa.

Keributan baru berakhir setelah polisi dari Polresta Pekanbaru dan Polda Riau berdatangan. Dan para pelaku yang menamakan diri sebagai debt collector Fighter sebagian besar sudah melarikan diri.

Dari 11 pelaku, empat tertangkap, tujuh masih diburu. 

Kronologi pengeroyokan

Menurut Syafnil, sebelum pengeroyokan, pelaku dan korban sempat bertemu di sebuah hotel untuk berbicara tentang penarikan mobil, dan pertemuan itu bahkan difasilitasi oleh anggota polisi. Namun, perundingan itu tidak berhasil.

Setelah perundingan tidak berhasil, AI (46), ketua debt collector Fighter, menghubungi korban dan seorang saksi untuk mengatur pertemuan berikutnya di daerah Jalan Parit Indah.

AI datang dengan anggota sekitar 20 orang, termasuk empat orang anggota polisi.

“Dalam rombongan debt collector itu ada empat orang anggota polisi,” ucap Syafnil saat dihubungi Kompas.com, Minggu (20/4/2025).

Namun, pertemuan itu berubah menjadi ajang intimidasi dan kekerasan. Para pelaku disebut merusak mobil korban. Takut dengan situasi yang memburuk, RP melarikan diri ke Mapolsek Bukitraya untuk mencari perlindungan. Namun, korban justru dikeroyok di dekat gerbang kantor polisi tersebut.

Menurut Syafnil, sebelum pengeroyokan, pelaku dan korban sempat bertemu di sebuah hotel untuk berbicara tentang penarikan mobil, dan pertemuan itu bahkan difasilitasi oleh anggota polisi. Namun, perundingan itu tidak berhasil.

Setelah perundingan tidak berhasil, AI (46), ketua penggugat hutang Fighter, menghubungi korban dan seorang saksi untuk mengatur pertemuan berikutnya di daerah Jalan Parit Indah.

Korban dilukai dan berdarah setelah pelaku memukulinya dengan tangan kosong dan menggunakan batu dan kayu. Dia segera melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Bukitraya.

Melihat adanya pengeroyokan, anggota Polsek Bukitraya yang sedang piket langsung mencoba menolong. Namun, karena kalah jumlah, mereka tidak mampu mengatasi.

“Anggota piket ini sudah tua-tua dan sakit-sakitan, jadi mereka tak sanggup melerai,” kata Syafnil.

Namun, dia menyebut ada empat orang anggota polisi, bukan anggota Polsek Bukitraya, di lokasi pengeroyokan, tetapi tidak mau menolong. Mereka hanya merekam video, meski sudah diminta untuk melerai.

“Itulah yang saya sesalkan, kenapa empat polisi ini tak membantu. Cuma merekam video. Mereka anggota polisi dari satuan lain, bukan dari Polsek Bukitraya,” sebut Syafnil.

“Empat anggota polisi (yang tak menolong) itu sudah saya laporkan ke Polresta Pekanbaru,” ucap Syafnil.

Kapolda geram

Kapolda Riau, Irjen Herry Heryawan, mengaku malu terkait peristiwa ini. Herry mengungkapkan rasa malunya karena tindakan kriminal tersebut terjadi tepat di depan kantor polisi.

“Kejadian itu membuat saya malu dan marah. Merusak marwah kita sebagai polisi,” ujar Herry saat diwawancarai wartawan di Pekanbaru, Senin (21/4/2025).

Herry menegaskan akan meminta pertanggungjawaban dari Kapolsek dan Kanit Reskrim terkait insiden ini.

“Saya minta tanggung jawab semua yang terlibat, baik itu kapolsek dan kanit reskrimnya. Kemudian, debt collector yang melakukan pengeroyokan, tangkap dan ekspos,” tegasnya.

Kapolsek dicopot

Malam harinya, Herry mencopot Syafnill sebagai Kapolsek Bukitraya.

“Bentuk evaluasi menyeluruh atas kepemimpinan, pengawasan, dan respons dalam penanganan situasi di wilayah hukumnya,” keta Herry dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Senin malam.

Herry menekankan bahwa peristiwa ini menjadi peringatan keras bagi pimpinan di tingkat Polsek dan jajaran untuk menjaga wilayah aman, personel disiplin, dan memenuhi ekspektasi masyarakat.

“Ini bukan hanya bagian dari rotasi rutin, tetapi juga mencerminkan komitmen institusi dalam menjaga kualitas dan integritas pelayanan publik,” tambahnya.

Sumber Kompas

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *