Cara untuk Mengurangi Konsumsi Makanan dan Minuman Manis pada Anak

0
(0)

Ilustrasi– Anak-anak mengonsumsi minuman manis. (Pixabay)

Jakarta – Menurut Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, guru besar bidang gizi masyarakat dan sumber daya keluarga di Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor, langkah-langkah harus diambil secara bertahap untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis pada anak-anak.

Saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Senin, dia menyatakan bahwa pengurangan konsumsi gula tentu akan dilakukan secara bertahap.

Ia menyatakan bahwa jika asupan gula anak secara drastis dikurangi, anak-anak yang terbiasa mengonsumsi makanan dan minuman manis dapat mengalami tantrum.

Karena asupan gula dapat mempengaruhi tingkat energi dan suasana hati anak, penurunan asupan gula yang drastis dapat menyebabkan anak gelisah, marah, dan tidak nyaman.

Akibatnya, pengurangan gula harus dimulai secara bertahap agar anak lebih mudah beradaptasi dan tidak mengalami stres berlebihan.

Prof Ali menyarankan orang tua untuk mengurangi takaran gula pada minuman anak sedikit demi sedikit serta memilih produk yang rendah gula saat membeli minuman dalam kemasan.

“Kalau orang tua yang membuat minuman manis itu, maka bisa mengurangi gula dalam minuman anak. Tapi, untuk minuman kemasan, coba pilih yang less sugar,” katanya.

Prof Ali juga menyatakan bahwa kecenderungan orang tua, terutama ibu, untuk mengkonsumsi makanan dan minuman manis dapat memengaruhi bagaimana anak-anak mengonsumsi gula.

Oleh karena itu, orang tua harus mendapatkan pengetahuan gizi dan pendidikan diri agar mereka dapat menjadi contoh yang baik dalam menerapkan pola makan sehat di rumah mereka.

Prof Ali menyatakan bahwa edukasi gizi di tingkat rumah tangga perlu, dan ibu menjadi panutan utama anak, sehingga disarankan agar ibu melek gizi.

Dia menyatakan bahwa rata-rata anak usia sekolah mengonsumsi 25 gram gula setiap hari.

Dia mengatakan, “Proporsional konsumsi gula anak usia sekolah itu sekitar 25 gram per hari. Ini bisa dilihat berapa gram belanja gula per bulan di rumah tangga, dibagi jumlah anggota rumah tangga, jika makanan kemasan dapat dilihat di label gizi.”

Diabetes tipe 1 cenderung meningkat pada anak-anak berusia 12 hingga 18 tahun. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kenaikan akan mencapai 70% dari tahun 2010 hingga 2023.

Sumber Antaranews

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *