Pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh (Foto: REUTERS/Aziz Taher/File Photo Acquire Licensing Rights)
Doha—Setelah pemakaman mendiang pemimpin kelompok Hamas Ismail Haniyeh di Qatar pada Jumat (2/8), kelompok itu menyatakan tekad untuk terus berjuang untuk kemerdekaan Palestina. Hamas menganggap Tel Aviv tidak mengambil pelajaran dari pengalaman sebelumnya bahwa kematian seorang pemimpin tidak akan menghentikan perjuangan mereka.
Seperti dilansir Reuters pada Sabtu (3/8/2024), Haniyeh, yang tewas dalam serangan yang diduga didalangi oleh Israel di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7) telah dimakamkan pada Jumat (2/8) waktu setempat di sebuah kompleks pemakaman di kota Lusail, Doha, Qatar.
Setelah salat jenazah dilakukan di Masjid Imam Muhammad Ibn Abd Al-Wahhab di Doha, yang merupakan masjid nasional Qatar dan masjid terbesar di negara tersebut, jenazah Haniyeh dimakamkan.
Para pelayat yang hadir dalam seremoni pemakaman Haniyeh mencakup Khaled Meshaal, yang diperkirakan akan menjadi pemimpin baru untuk biro politik Hamas. Beberapa pejabat senior Hamas lainnya dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani juga turut hadir.
Meshaal, berbicara di masjid saat jenazah Haniyeh disalatkan, mengatakan bahwa kematiannya hanya akan membuat Hamas lebih bertekad untuk terus berjuang untuk kemerdekaan Palestina.
“Palestina akan tetap ada mulai dari sungai hingga ke lautan…dan Zionis (Israel) tidak mempunyai tempat di tanah Palestina, tidak peduli berapa banyak dari kita yang mereka bunuh,” tegas Meshaal dalam pernyataan via video yang dirilis oleh Hamas.
“Musuh-musuh kita tidak mengambil pelajaran, mereka telah membunuh pemimpin kita selama lebih dari 100 tahun, apa yang terjadi? Ketika seorang pemimpin naik (ke surga), datanglah seorang pemimpin lainnya,” cetusnya.
Meskipun Tel Aviv belum membuat pernyataan tentang kematian Haniyeh, Hamas dan Iran telah menuduh Israel bertanggung jawab atas pembunuhannya dan bersumpah akan melakukan pembalasan.
Sumber Detik.com