Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi saat ditemui usai Sidang Kabinet Paripurna dan buka puasa bersama di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat malam (21/3/2025). (ANTARA/Dokumentasi Pribadi)
Jakarta – Menurut Hasan Nasbi, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), insiden pengiriman paket berisi kepala babi kepada media Tempo tidak perlu disorot secara luas untuk menimbulkan ketakutan. Menurutnya, peneror hanya menargetkan individu tersebut.
Hasan mengatakan bahwa dia menanggapi dengan meminta Fransisca memasak isi paket tersebut untuk mencegah ketakutan peneror terhadap media dan masyarakat.
“Saya menyempurnakan respon itu ya, sekalian aja kan? Kalau orang kirim (paket) itu sebagai teror, ternyata bahan makanan dia dimasak aja lah. Peneror kan pasti stres kalau bahan kiriman dia dimasak kan gitu,” kata Hasan dalam keterangan tertulis kepada media di Jakarta, Sabtu.
Hasan menjelaskan bahwa pernyataannya sejalan dengan sikap Fransisca, wartawan Tempo yang dikirimi paket, yang tampaknya tidak terpengaruh oleh teror yang dilakukan kepadanya di media sosial.
Hasan menyatakan bahwa tujuan peneror mengirimkan paket itu adalah untuk menyebarkan ketakutan, yang kemudian akan dieksploitasi oleh banyak pihak.
“Jangan sampai kita justru ikut membesar-besarkan ketakutan, karena itu target si peneror. Kita harus mengecilkan dia. Menurut saya cara yang paling tepat untuk mengecilkan peneror itu ya dimasak aja lah kirimannya dia kan gitu,” tambah Hasan.
Dalam hal kebebasan pers, Hasan juga menekankan fakta bahwa hingga saat ini, tidak ada jurnalis atau media yang dilaporkan karena menyatakan kritik terhadap pemerintah.
Hasan menyatakan bahwa ini adalah bukti nyata bahwa pemerintah tidak mengontrol kebebasan pers. Presiden Prabowo Subianto juga tidak berbicara tentang insiden Tempo atau kebebasan pers karena dianggap tidak menimbulkan masalah.
“Enggak ada yang dilarang masuk Istana gara-gara kritis. Enggak ada. Enggak ada yang dilarang liputan misalnya di kantor-kantor pemerintahan gara-gara kritis. Enggak ada. Jadi kalau bagi pemerintah itu sudah bukti nyata (mendukung kebebasan pers),” katanya.
Dewan Pers sebelumnya meminta agar pelaku teror pengiriman kepala babi yang ditujukan kepada kantor Tempo pada Kamis (20/3) dan ditujukan kepada jurnalis Francisca Christy Rosana diusut hingga tuntas untuk mencegah peristiwa serupa terjadi lagi.
“Terkait peristiwa tersebut Dewan Pers meminta agar aparat penegak hukum mengusut tuntas pelaku teror. Kenapa? Karena jika dibiarkan, ancaman dan teror seperti ini akan terus berulang,” ucap Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Sumber Antaranews