Ilustrasi – Aktivitas fisik pada anak. ANTARA/Shutterstock/am.
Jakarta – Menurut kebijaksanaan lama, olahraga harus dilakukan hampir setiap hari. Namun, manfaat latihan berulang terungkap dalam penelitian baru dalam Neurobiology of Learning and Memory.
Penelitian yang diterbitkan Jumat oleh The Hindustan Times membahas potensi olahraga singkat selama akhir pekan untuk meningkatkan fungsi kognitif. Latihan singkat disebut sebagai latihan intermiten.
Penelitian yang dilakukan pada tikus menunjukkan bahwa berolahraga setelah jeda yang lama meningkatkan fungsi kognitif tikus. Ini menunjukkan hubungan antara olahraga dan fungsi otak.
Dalam penelitian ini, 48 tikus jantan berusia 12 minggu ditempatkan di kandang aktif atau tidak aktif. Berdasarkan seberapa aktif mereka, tikus dibagi menjadi tiga kelompok.
– Kelompok pertama mengikuti latihan berkelanjutan selama 14 hari berlari.
– Kelompok kedua menjalani latihan intermiten selama dua hari per minggu.
– Kelompok ketiga menjalani pola kontrol dengan berlari dua hari, diikuti periode tanpa aktivitas.
Peneliti menemukan bahwa tikus yang dilatih secara teratur dan sesekali menunjukkan fungsi kognitif yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Tetapi tikus yang dilatih secara berkala menunjukkan penurunan fungsi kognitif, sementara tikus yang dilatih secara berkala mempertahankan kinerja memori yang tinggi.
“Rezim latihan yang konsisten dalam protokol weekend warrior kemungkinan lebih efektif memicu gen tertentu dan/atau mengaktifkan kembali molecular memory window dengan lebih efisien, sehingga memberikan manfaat kognitif yang lebih tahan lama,” ujar para peneliti.
Penelitian ini juga menekankan pentingnya memilih jenis olahraga yang membantu otak bekerja dengan baik daripada hanya berfokus pada aktivitas fisik.
Sementara jarak lari harian biasa tidak terlalu berdampak besar pada fungsi otak dan memori, latihan intermiten menunjukkan manfaat kognitif yang bertahan lama.
Sumber Antaranews