Kemenkes Berlakukan Health Pass di Pintu Masuk Negara untuk Cegah Penularan Mpox

0
(0)

Ilustrasi -SatuSehat Mobile. (ANTARA/HO-Kemenkes)

Jakarta – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan menerapkan SATUSEHAT Health Pass di pintu masuk negara untuk mengurangi kemungkinan penularan mpox, terutama selama gelaran Forum Indonesia Afrika (IAF) dan High-Level Forum on Multi Stakeholder Partnership (HLF-MSP) yang berlangsung di Bali.

“Di pintu masuk di Bandara Soetta dan Ngurah Rai, kita akan melakukan pengawasan atau skrining secara berlapis dengan pengawasan deklarasi kesehatan pelaku perjalanan atau SATUSEHAT Health Pass,” kata Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kemenkes RI Achmad Farchanny Tri Adryanto saat konferensi pers daring, Kamis.

Menurut Farchanny, semua orang yang melakukan perjalanan harus mengisi SATUSEHAT Health Pass, yang dapat ditemukan di situs webnya. Pelaku perjalanan juga akan menjalani skrining gejala melalui thermal scanner dan pengamatan visual untuk memastikan apakah mereka menunjukkan gejala atau tidak.

Kemenkes juga akan melakukan pemeriksaan Tes Cepat Molekular (TCM) melalui mini lab yang sudah disiapkan untuk kasus terduga yang ditemukan di bandara. Selain itu, staf medis yang bertugas menangani kedaruratan dan penyakit yang mungkin menjadi wabah disiagakan.

Dia juga menyatakan, “Kemudian, penanganan rujukan kegawatdaruratan medis dan penyakit menular potensial wabah lainnya.”

Di lokasi IAF dan HLF-MSP, Kemenkes juga akan menyediakan mini lab dan mini ICU yang dapat melakukan Tes Cepat Molekular (TCM).

Lebih lanjut, Farchanny mengatakan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa penyakit mpox meningkat di negara-negara regional Afrika.

Dua ladang Mpox berbeda: Ladang 1 memiliki gejala yang lebih parah di negara-negara Afrika, dan Ladang 2 banyak ditemukan di negara-negara Asia, seperti Indonesia, dan negara lain di luar Afrika.

Dilaporkan oleh Departemen Kesehatan Indonesia, sepanjang periode dari 2022 hingga Agustus 2024, secara keseluruhan 88 kasus mpox telah dinyatakan sembuh. Selanjutnya, terhadap lima kasus yang dicurigai, hasil pemeriksaan laboratorium mereka menunjukkan negatif.

Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi, Prof. Tjandra Yoga Aditama memperkirakan bahwa mpox tidak akan menjadi pandemi seperti COVID-19, menanggapi meningkatnya kasus di negara-negara Afrika yang akan menghadiri perhelatan IAF dan HLF-MSP pada 1-3 September mendatang.

Tjandra, mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, mengatakan bahwa WHO menganggap mpox sebagai wabah keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional. Kondisi akan menjadi pandemi jika tidak terkendali.

“Sejauh ini sudah ada tujuh atau delapan outbreaka public health emergency of international concernyang sebagian besar berhasil ditanggulangi dan tidak menjadi pandemi,” ungkapnya.

Dianggap tidak akan berkembang menjadi pandemi karena mpox sudah dinyatakan sebagai wabah darurat kesehatan masyarakat pada 2022 dan dicabut pada 2023 karena kasus sudah selesai.

Alasan kedua adalah bahwa pandemi COVID-19 telah mengajarkan banyak hal tentang cara menghadapi masalah, termasuk mpox, dan bahwa COVID-19 ditularkan melalui virus yang bisa menular melalui batuk. Alasan ketiga adalah bahwa mpox ditularkan melalui kontak dekat dengan kulit.

Dia menyatakan, “Untuk vaksin (COVID-19) ketemunya setahun dan mpox belum dinyatakan pandemi, sudah ada tiga vaksin yang beredar.”

Health pass ini merupakan langkah strategis untuk memantau dan mengendalikan penyakit menular dari luar negeri.

Langkah ini mencerminkan upaya proaktif Kemenkes untuk melindungi kesehatan masyarakat dari risiko penyakit menular dan menjaga situasi kesehatan global tetap terkendali.

Sumber Antaranews

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *