Ilustrasi foto rapat DK PBB (AP/Yuki Iwamura)
New York – Draf resolusi gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina, sedang divotasikan di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB). Namun, AS menggunakan hak vetonya lagi-lagi untuk menghalangi upaya tersebut.
Sikap AS ini sudah diantisipasi sebelum voting dimulai, menurut AFP pada Rabu (20/11).
Menurut laporan AFP, draft resolusi terbaru menuntut “gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen” dalam perang antara Israel dan Hamas. Selain itu, draft tersebut menuntut “pembebasan semua sandera dengan segera dan tanpa syarat”.
Selain itu, draft resolusi yang akan dirilis pada Rabu (20/11) waktu setempat itu meminta “masuknya bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar secara aman dan tanpa hambatan”, termasuk di Jalur Gaza bagian utara yang terkepung, dan mengecam setiap upaya untuk membuat warga Palestina kelaparan.
Danny Danon, Duta Besar Israel untuk PBB, menggambarkan draf resolusi gencatan senjata sebagai “memalukan” dan menggambarkannya sebagai membelenggu negara Zionis.
“Kita tidak bisa membiarkan PBB mengikat tangan Negara Israel dalam melindungi warga negaranya, dan kami tidak akan berhenti berperang sampai kami memulangkan semua pria dan wanita yang diculik,” tegas Danon dalam pernyataannya.
Sebelum voting, Wakil Duta Besar AS untuk PBB Robert Wood mengatakan, “Bagi kami, ini harus menjadi hubungan antara gencatan senjata dan pembebasan sandera.” AS secara terpisah memberikan tanggapan diplomatis atas draf resolusi terbaru itu.
“Itu sudah menjadi prinsip kami sejak awal dan masih tetap ada,” imbuhnya.
Sumber Detik.com