Foto arsip- Petugas memeriksa kerusakan bangunan rumah warga akibat gempa bumi 4,4 magnitudo di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Minggu (7/7/2024). ANTARA/HO-BNPB
Jakarta – Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Masyarakat di Kota Pekalongan dan Kabupaten Batang, Jawa Tengah, harus segera beralih ke rumah yang tahan gempa bumi.
“Hal ini wajib dikarenakan wilayah Pekalongan – Batang merupakan jalur sumber sesar aktif yang rawan gempa,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, di Jakarta, Senin.
Bahkan, ia menyebutkan, merujuk hasil penelitian Pusat Studi Gempa Nasional (PuSGeN) pada tahun 2017 didapati sesar aktif di segmen Pekalongan mampu memicu gempa hingga mencapai magnitudo 6,5 yang berpotensi merusak.
Setidaknya, penelitian ini didasarkan pada gempa bumi yang terjadi pada Minggu (7/7) pukul 14.35 WIB. Meskipun gempa itu berskala 4,4 magnitudo dan diikuti oleh gempa skala kecil 1,9 magnitudo, gempa kerak dangkal itu mampu menghancurkan banyak struktur dan mengakibatkan luka-luka.
Hingga Senin siang, pusdalops Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 49 unit rumah yang rusak, terdiri dari lima rumah yang mengalami kerusakan berat, 12 rumah yang mengalami kerusakan sedang, dan 32 rumah yang mengalami kerusakan ringan. Ini termasuk 11 fasilitas umum, seperti rumah ibadah, sekolah, dan pasar di wilayah Kabupaten Batang.
Selain itu, BNPB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Batang menangani setidaknya empat orang yang mengalami luka karena runtuhan bangunan.
“Untuk itu pula masyarakat Batang dan Pekalongan wajib memitigasi gempa untuk antisipasi ke depan dengan cara menerapkan mitigasi struktural dengan membangun bangunan struktur kuat atau tahan gempa serta upaya mitigasi non-struktural dengan memahami keterampilan cara selamat saat terjadi gempa,” kata Daryono.
Sumber Antaranews
