ilustrasi serangan teroris di Balochistan, Pakistan. ANTARA/Anadolu/PY
Karachi, Pakistan—Dalam beberapa jam bentrokan dan serangan yang terjadi di barat daya dan barat laut Pakistan, setidaknya 74 orang tewas, termasuk 21 teroris dan 14 personel keamanan.
Pada Senin (26/8), pejabat dan media lokal melaporkan bahwa gerombolan teroris melakukan serangan terkoordinasi terhadap tentara di distrik Musakhel, Qalat, dan Lasbela. Dalam sebuah pernyataan, militer menyatakan bahwa 21 militan dan 10 pasukan paramiliter tewas.
Pernyataan itu juga menyatakan bahwa empat anggota penegak hukum lainnya juga tewas dalam bentrokan tersebut.
“Operasi pembersihan sedang dilakukan dan para pelaku, penghasut, fasilitator, serta pihak-pihak yang membantu dalam tindakan keji dan pengecut ini, yang menargetkan warga sipil tak bersalah, akan diadili,” tambah pernyataan tersebut.
Yang diduga kelompok militan membunuh 23 penumpang di provinsi Balochistan barat daya pada Senin pagi setelah memaksa mereka turun dari beberapa kendaraan di sebuah jalan tol.
Aksi penurunan paksa di jalan tol itu adalah yang terbaru dari sekelompok kejahatan teroris yang mengerikan yang terjadi di provinsi tersebut.
Ini terjadi di dekat distrik Musakhel, di mana militan bersenjata berat memblokir jalan raya, menghentikan beberapa mobil, dan menurunkan penumpang sebelum menembaki mereka.
Sarfraz Bugti, kepala menteri Balochistan, menyatakan bahwa teroris menargetkan orang-orang “tak bersalah” dan berjanji bahwa dia dan “fasilitator” mereka akan diadili.
Polisi mengatakan para penyerang membakar setidaknya sepuluh mobil sebelum melarikan diri.
Geo News, stasiun televisi lokal, mengambil gambar beberapa mobil yang terbakar di sepanjang jalan.
Juru bicara pemerintah Balochistan, Shahid Rind, memberi tahu wartawan bahwa para teroris memeriksa bus dan truk untuk mengetahui identitas penumpang sebelum membunuh mereka.
Sebagian besar korban disebutkan berasal dari wilayah timur laut Punjab.
Pada saat yang sama, lima orang lainnya tewas dalam bentrokan semalam antara polisi dan militan di Jalan Raya Nasional di distrik Qalat.
Di pegunungan distrik Bolan, polisi lokal menemukan empat jenasah dengan luka tembak.
Selain itu, penyerang bersenjata menyerbu sebuah kantor polisi di distrik Mastung, provinsi tersebut, dan mengambil alih kantor tersebut selama beberapa jam.
Mereka membakar dokumen dan mobil yang diparkir di kantor polisi.
Polisi mengatakan mereka berhasil mengambil kembali kantor polisi dan memaksa para penyerang melarikan diri. Namun, jenazah seorang pria tidak dikenal ditemukan di luar kantor polisi.
Selain itu, jembatan kereta api utama hancur akibat ledakan bom di distrik Bolan, menewaskan dua orang dan menghentikan jalur kereta api antara Balochistan dan provinsi lain.
Dalam pernyataan kepada media lokal, Tentara Pembebasan Balochistan, sebuah kelompok separatis yang dilarang, mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Pasukan keamanan provinsi dan orang non-Baloch telah lama ditargetkan oleh kelompok itu.
Di kota Rizmak, distrik suku Waziristan Utara yang berbatasan dengan Afghanistan, setidaknya empat orang tewas dan beberapa lainnya terluka dalam ledakan bom yang dikendalikan dari jarak jauh di provinsi Khyber Pakhtunkhwa di barat laut.
Dalam beberapa tahun terakhir, serangan teror telah meningkat di Pakistan, terutama di provinsi Khyber Pakhtunkhwa di barat laut dan Balochistan di barat daya.
Balochistan, provinsi terbesar tetapi termiskin di Pakistan, kaya akan mineral.
Selama beberapa waktu, pasukan keamanan telah menghadapi pemberontakan separatis Baloch yang lebih lemah, yang mengklaim bahwa pembangunan besar telah mengabaikan provinsi tersebut.
Selain itu, provinsi ini merupakan bagian penting dari proyek Koridor Ekonomi China-Pakistan (CPEC) senilai 64 miliar dolar AS (Rp991 triliun) yang bertujuan untuk menghubungkan provinsi Xinjiang di barat laut China dengan pelabuhan Gwadar di Balochistan melalui jaringan jalan, rel kereta api, dan pipa yang melayani kargo, minyak, dan gas.
Sumber : Anadolu
