Walkie-talkie ICOM tipe IC-V82 buatan Jepang meledak di Lebanon, Rabu (18/9/2024). Foto: Dok. Istimewa
Jakarta – Kamis (18/9) Icom, perusahaan Jepang yang membuat perangkat radio dua arah, mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki laporan ledakan di Lebanon yang diduga melibatkan perangkat mereka.
Hal ini dibuat setelah laporan media bahwa beberapa perangkat radio dengan logo Icom meledak di Lebanon.
Perusahaan Jepang itu tidak dapat memastikan apakah mereka telah mengirimkan radio yang digunakan dalam serangan di Lebanon.
Mereka mengklaim telah menghentikan produksi walkie talkie, yang dilaporkan telah diproduksi sekitar sepuluh tahun yang lalu.
Investigasi terkait ledakan yang mengguncang Lebanon mengungkapkan bahwa perangkat walkie-talkie yang diduga menjadi pemicu ledakan tersebut telah berhenti diproduksi selama 10 tahun. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana perangkat tersebut masih bisa beredar dan digunakan.
“IC-V82 adalah radio genggam yang diproduksi dan diekspor, termasuk ke Timur Tengah, dari tahun 2004 hingga Oktober 2014. Radio itu dihentikan produksinya sekitar 10 tahun lalu, dan sejak itu, radio itu tidak pernah lagi dikirim dari perusahaan kami,” kata perusahaan Jepang itu, seperti dikutip dari Al Jazeera.
“Produksi baterai yang diperlukan untuk mengoperasikan unit utama juga telah dihentikan, dan segel hologram untuk membedakan produk palsu tidak dipasang, jadi tidak mungkin untuk memastikan apakah produk itu dikirim dari perusahaan kami,” tambahnya.
“Hari ini, media di seluruh dunia melaporkan bahwa perangkat radio dua arah yang berlogo Icom telah meledak di Lebanon,” kata Icom dalam pernyataannya, seperti dikutip dari AFP.
“Saat ini kami sedang menyelidiki fakta-fakta seputar masalah ini. Kami akan merilis informasi terbaru segera setelah tersedia di situs web kami,” lanjutnya.
Gelombang kedua ledakan perangkat terjadi pada Rabu (17/9) di basis Hizbullah di Lebanon. Menurut pejabat setempat, 20 orang tewas dan lebih dari 450 orang luka akibat serangan itu.
Sumber yang dekat dengan Hizbullah mengungkapkan bahwa walkie-talkie yang digunakan oleh anggotanya meledak di Beirut.
Ledakan serupa juga dilaporkan terjadi di Lebanon selatan dan timur.
Ini terjadi hanya sehari setelah ledakan serentak ratusan pager yang digunakan oleh Hizbullah, yang melukai 2.800 orang di seluruh Lebanon dan menewaskan 12 orang, termasuk dua anak-anak.
Menurut Hizbullah, serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ini dilakukan oleh Israel.
Gedung Putih telah memperingatkan semua pihak untuk menghindari eskalasi lebih lanjut, meskipun Israel belum memberikan tanggapan resmi.
“Kami menyerukan kepada semua pihak agar menghindari peningkatan ketegangan dalam bentuk apa pun,” ujar pernyataan Gedung Putih.
Sumber Kumparan