DK PBB Desak Semua Pihak Hormati Keselamatan dan Keamanan Penjaga Perdamaian UNIFIL

0
(0)

Pejabat PBB untuk operasi perdamaian menekankan “risiko serius” yang dihadapi pasukan perdamaian di Lebanon di tengah serangan berkelanjutan dari Israel, Kamis (10/10/2024). ANTARA/Anadolu/py/am.

Washington/New York – Di tengah pertempuran di Garis Biru, perbatasan de facto antara Israel dan Lebanon, Dewan Keamanan PBB pada Senin (14/10) meminta semua pihak untuk menghormati keamanan dan keselamatan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.

“Para anggota Dewan Keamanan menyatakan kekhawatiran mendalam mereka setelah beberapa posisi (Pasukan Sementara PBB di Lebanon) UNIFIL diserang dalam beberapa hari terakhir,” kata Pascale Baeriswyl, duta besar Swiss untuk PBB, setelah pertemuan mengenai Lebanon.

Anggota dewan, menurut Baeriswyl, menegaskan kembali dukungan mereka terhadap UNIFIL dan menekankan fungsi para penjaga perdamaian dalam menjaga stabilitas di wilayah tersebut.

“Mereka juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas jatuhnya korban dan penderitaan warga sipil, hancurnya infrastruktur sipil, dan meningkatnya jumlah pengungsi internal,” paparnya.

“Mereka meminta semua pihak untuk mematuhi hukum humaniter internasional,” katanya, menambahkan.

Para anggota dewan menekankan bahwa upaya diplomatik diperlukan untuk mengakhiri konflik yang berkelanjutan dan memungkinkan orang-orang di kedua sisi Garis Biru untuk kembali ke rumah mereka dengan selamat.

Empat anggota perdamaian UNIFIL terluka pekan lalu saat Israel menyerang pos mereka di Lebanon selatan.

Pada tahun 1978, UNIFIL dibentuk sebagai pasukan sementara untuk membantu memulihkan perdamaian di wilayah tersebut dan mengkonfirmasi pelepasan tentara Israel dari Lebanon.

Sejak 23 September, Israel melakukan serangan udara besar-besaran di Lebanon terhadap apa yang dianggapnya adalah sasaran Hizbullah. Serangan tersebut menewaskan lebih dari 1.500 orang, melukai lebih dari 4.500 orang, dan membuat lebih dari 1,34 juta orang mengungsi.

Serangan udara ini merupakan eskalasi dari perang lintas batas setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangannya di Jalur Gaza. Sejak serangan Hamas tahun lalu, Israel telah membunuh 42.300 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak.

Meskipun ada peringatan internasional bahwa Timur Tengah berada di ambang perang regional karena serangan gencar Israel terhadap Gaza dan Lebanon, Israel memperluas konflik dengan menyerang Lebanon selatan pada 1 Oktober.

Sumber: Anadolu

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating 0 / 5. Vote count: 0

No votes so far! Be the first to rate this post.

0Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *